-->

Catatan Dan Terobosan Kementerian Kesehatan Untuk Jkn Dalam Lembaga Bakohumas 2016

Catatan Dan Terobosan Kementerian Kesehatan Untuk Jkn Dalam Lembaga Bakohumas 2016
Catatan Dan Terobosan Kementerian Kesehatan Untuk Jkn Dalam Lembaga Bakohumas 2016


Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek,Sp.M (K) menghadiri Pertemuan Forum Bakohumas (Badan Kordinasi Hubungan Masyarakat) 2016 dengan tema “Implementasi Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Pembangunan Kesehatan” untuk memperlihatkan beberapa catatannya. Forum kali ini bertempat di ruang J. Leimena Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2016 lalu.Di awal lembaga Surya Nandika dari Bakohumas memberikan bahwa kesehatan ialah aspek penting dalam kehidupan. Untuk itu Bakohumas diingatkan kembali dalam lembaga ini sesuai Pesan Presiden kepada Bakohumas bahwa sebagai humas harus cepat dan intensif dalam memperlihatkan gosip kepada masyarakat luas.
 
Menkes Nila Moeloek - docpri
JKN sudah berdiri selama 2 tahun 10 bulan dan terus berusaha menyesuaikan kebutuhan layanan kesehatan di masyarakat. Menurut data  BPJS Kesehatan, tercatat jumlah akseptor JKN sebanyak 169.574.010 juta jiwa atau kurang lebih 66,11% dari total penduduk tahun 2016 dan jumlah akomodasi kesehatan untuk melayani akseptor JKN menjadi 25.828. Sebagaimana disebutkan oleh Menkes bahwa JKN ialah asuransi kesehatan nasional untuk masyarakat luas. Negara harus memperlihatkan jaminan kesehatan kepada masyarakat dengan JKN tersebut.

Catatan Menteri Kesehatan
Pesan utama Menkes untuk disebarluaskan ialah mengembalikan mindset masyarakat untuk hidup sehat dan juga meningkatkan layanan kesehatan yang ada sesuai visi dan misi Nawacita Presiden.  Masyarakat memerlukan JKN lantaran kehidupan insan berpotensi mengalami resiko termasuk sakit. JKN ialah asuransi kesehatan sosial yang memiliki 9 prinsip, yaitu paling utama ialah prinsip gotong royong. Sebut saja penyakit gagal ginjal, satu orang sakit gagal ginjal memerlukan 1.300 iuran JKN dari orang sehat. Sebanyak 2000 orang yang gagal ginjal tiap bulannya di Indonesia.
 
NawaCita Presiden - docpri
Makin banyak orang sakit yang mungkin tidak bisa alhasil berani ke RS berkat JKN sehingga proporsi pembiayaan ke RS lebih banyak terserap daripada ke Puskesmas. Padahal untuk mendapat jalan masuk JKN juga bisa di klinik-klinik atau puskesmas. Banyaknya referensi yang masuk diakui menciptakan keteteran pihak RS, namun segala upaya diatasi untuk memberi kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. Berdasarkan Kajian Kepuasan Penyelenggaraan JKN tahun 2015, terdapat 79,85% indeks kepuasan akseptor JKN terhadap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara nasional. Sedangkan untuk BPJS indeksnya hampir menyamai yaitu 79,02% kepuasan akseptor JKN terhadap BPJS seacara nasional.

Dipaparkan oleh Menkes bahwa JKN memberi manfaat pinjaman rawat jalan bagi masyarakat berupa utilisasi pelayanan berdasarkan jenis penyakit dan biaya RJTL, data yang dipaparkan hingga dengan Januari 2016.  Fasilitas rawat inap banyak terserap untuk pasien penyakit jantung. Ternyata 30% dana BPJS itu habis untuk penyakit katatrospik. Talasemia juga merupakan penyakit katatrospik dan juga menjadi perhatian Menkes, lantaran selain menghabiskan biaya juga merugikan anak yang menderita Talasemia itu sendiri. Talasemia penyakit keturunan yang menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan dan akan memberatkan keluarga pasien.
 
docpri
Kematian akhir penyakit tidak menular semakin meningkat dan jumlah pasien penyakit tidak menular lebih banyak daripada pasien dengan penyakit menular. Hal ini disebabkan dengan perubahan sikap hidup menyerupai pola makan dengan gizi yang tidak seimbang, junkfood, kurang olahraga, merokok dsb). Untuk itu Kemenkes seringkali mengingatkan adanya Gerakan CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin kegiatan fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup & Kelola stress).

Dalam lembaga Bakohumas ini yang menjadi penanggap ialah Menkes, Nila Farid Moeloek,Sp.M (K), Sesjen Kemenkes RI, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, Sesditjen Pelayanan Kesehatan, dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K),M.Epid,MH., Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, R. Maya A. Rusady, Dirjen Farmasi dan Alkes Kemenkes, Maura Linda Sitanggang, PhD, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Dr.dr.H.TB. Rchmat Sentika, Sp.A, MARS, dan Kepala Biro Komunikasi dan Yanmas Kemenkes, drg. Oscar Primadi, MPH sebagai moderator.

Terobosan Kemenkes
Menkes memberikan adanya beberapa solusi untuk meningkatkan layanan kesehatan untuk masyarakat. Diungkapkan Menkes untuk menanggulangi problem pasien yang merasa “ditolak” RS ialah dengan adanya sistem gosip untuk gosip ketersediaan tempat tidur atau kamar kosong, lantaran ihwal “ditolak” itu bekerjsama lantaran tidak adanya tempat tidur atau kamar yang kosong untuk menangani pasien yang datang.

Sistem gosip temapt tidur atau kamar kosong nantinya akan gampang diakses dan terbuka. Namun untuk ketika ini gres ada hanya di RS Pemerintah saja. Untuk ketersediaan obat-obatan bisa memakai elektronik katalog yang bisa digunakan oleh setiap RS Pemerintah dan obat disediakan dengan formulasi nasional. Formulasi nasional ialah jenis-jenis obat berdasarkan kelas terapinya  dan wajib tersedia dengan catatan obat tersebut harus kondusif dikonsumsi, bermutu dan efektif.
 
docpri
Terobosan lainnya, ada 27 kabupaten kota yang sudah memiliki command center  dan saling terintegrasi. Diungkapkan Menkes problem layanan kesehatan sudah diserahkan ke kebupaten kota, Kemenkes fokus kepada layanan kesehatan yang ada di 149 pelosok daerah. Program Nusantara Sehat merupakan jadwal Kemenkes untuk menanggulangi itu.

Untuk menanggapi keluhan referensi yang dirasa mempersulit adanya sistem rujuk balik juga bisa digunakan untuk tindak lanjut ke puskesma saja, tidak harus bolak balik ke RS. Ke RS itu cukup 3 bulan sekali saja, untuk kontrol bisa dilakukan di Puskesmas. PNS sudah tidak bisa lagi dibedakan pelayanannya lantaran tingginya anemo masyarakat yang berobat dan periksa ke RS. Sudah tidak ada kasta lagi bahasanya.



Untuk itu Menkes juga mengingatkan pentingnya deteksi dini kesehatan untuk lebih mengarah pada pola hidup sehat atau yang disebut dengan screening kesehatan semoga tertangkap tangan diawal resiko sakitnya. Dari pihak Kemenkes sudah berusaha melaksanakan upaya kunjungan rumah dan pendekatan daur kehidupan semoga keluarga sadar untuk hidup sehat dan masuk dalam potongan promotif dan preventif. 

 
12 Indikator Keluarga Sehat - docpri
Menkes menekankan untuk mengingat 12 indikator keluarga sehat yang dibagi menjadi tiga potongan yaitu jadwal gizi, kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta sikap kesehatan lingkungan. Yuk kita mulai dari diri sendiri hidup sehat semoga bisa memberi dan mencontohkan pola hidup sehat semoga banyak yang mengikuti. –RGP-
Advertisement