-->

Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol Atau Crankshaft

Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol Atau Crankshaft
Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol Atau Crankshaft
Poros engkol atau crankshaft atau juga sering disebut dengan kruk as merupakan salah satu bab dari komponen-komponen utama mesin dikendaraan.

Poros engkol berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun dari piston menjadi gerakan putar. Dalam proses kerjanya, untuk menunjung kinerjanya maka pada poros engkol dilengkapi dengan beberapa komponen-komponen yaitu bearing atau metal, crank pin, crank journal dan thrust washer. Komponen-komponen tersebut saling bergesekkan selama poros engkol beroperasi sehingga lama-kelamaan akan terjadi keausan pada komponen-komponen tersebut.

Jika keausan yang terjadi pada komponen-komponen tersebut telah melebihi batas standarnya maka akan timbul beberapa tanda-tanda diantaranya yakni kinerja mesin kurang optimal, terdengar bunyi berisik pada bab engkol dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui keausan pada bagian-bagian poros engkol maka harus dilakukan overhoul lalu gres sanggup melaksanakan investigasi bagian-bagian dari poros engkol.

Pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan pada bab poros engkol sebagai berikut :

Pemeriksaan celah samping poros engkol atau end play
Pemeriksaan celah samping poros engkol sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dengan memakai alat ukur dial indikator, ukur celah samping poros engkol sambil mengungkit poros engkol maju dan mundur dengan memakai obeng, menyerupai yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

2. Bandingkan hasil pengukuran celah samping dengan nilai spesifikasi kendaraan tersebut. Misalnya pada kendaraan kijang dengan mesin seri K mempunyai nilai spesifikasi sebagai berikut :
Celah standar = 0,040 mm – 0,242 mm (0,0016 inchi – 0,0095 inchi)
Celah maksimum = 0,30 mm (0,0016 inchi)

3. Apabila celah samping poros engkol melebihi celah maksimum maka gantilah thrust washer satu pasang.
Ketebalan thrust washer
Ukuran standar = 2,430 mm – 2,480 mm (0,0957 inchi – 0,0976 inchi)
O/S 0,125 = 2,490 mm – 2,540 mm (0,980 inchi – 0,1000 inchi)

Pemeriksaan celah oli
Pemeriksaan celah oli pada crank journal dengan bearing sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Kendorkan dan lepaskan 10 baut main bearing cap secara merata dan dengan bertahap, serta dengan urutan menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

2. Dengan memanfaatkan baut main bearing, ungkit main bearing cap maju dan mundur lalu lepas main bearing cap, bearing bawah dan thrust washer (hanya pada main bearing no 3).

3. Angkat poros engkol dari blok silinder dan biarkan bearing atas dan thrust washer atas (pada main bearing no 3) tetap melekat pada blok silinder.

4. Bersihkan crank journal dan bearing dari kemungkinan adanya kotoran dan lapisan oli serta periksa crank journal dan bearing dari kemungkinan tergores atau tidak.

5. Tempatkan poros engkol pada blok silinder kembali.

6. Letakkan plastic gauge pada masing-masing crank journal.

7. Pasang kembali main bearing cap. Momen pengencangan baut main bearing cap yakni 59 N.m atau 6 kgf.m. Selama pengencangan jangan memutarkan poros engkol.

8. Setelah main bearing cap dipasang dengan momen pengencangan spesifikasi maka lepas kembali main bearing cap.

9. Ukur plastic gauge pada kawasan yang paling lebar, lalu bandingkan hasil pengukuran dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasinya yaitu :

Spesifikasi celah standar
STD = 0,016 mm – 0,040 mm (0,0008 inchi – 0,0016 inchi)
Tipe U/S = 0,017 mm – 0,071 mm (0,0007 inchi – 0,0028 inchi)

Celah maksimum = 0,10 mm (0,0039 inchi)

10. Apabilah celah oli melebihi celah maksimum maka gantilah bearing atau kalau perlu gerinda poros engkol atau ganti poros engkol.

Pemeriksaan run out poros engkol
Pemeriksaan run out pada poros engkol sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Letakan poros engkol pada v block.

2. Dengan memakai alat ukur dial indikator, ukurlah run out pada poros engkol sempurna pada jounal poros engkol bab tengah menyerupai pada gambar di bawah ini :

3. Baca hasil pengukuran run out poros engkol lalu bandingkan dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K mempunyai nilai spesifikasi run out maksimum yaitu 0,03 mm (0,0012 inchi).

4. Apabila run out poros engkol melebihi nilai run out maksmumnya maka lakukan langkah under size atau gantilah poros engkol.

Pemeriksaan main journal atau crank journal
Pemeriksaan crank journal dilakukan dengan mengusut diameter dari crank journal dengan cara sebagai berikut :
1. Dengan memakai alat ukur micrometer luar, ukurlah diameter crank journal yang ada pada poros engkol.

2. Bandingkan hasil pengukuran diameter crank journal dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasinya yakni :
Item
Crank journal
STD
49,978 mm – 50,000 mm
U/S 0,25
49,733 mm – 49,743 mm
U/S 0,50
49,483 mm – 49,493 mm
U/S 0,75
3. Periksalah ketirusan dan keovalan pada crank journal menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasi ketirusan dan keovalan maksimum yakni 0,005 mm (0,002 inchi).

5. Apabila ketirusan dan keovalan melebihi nilai maksimum maka lakukan under size poros engkol atau gantilah poros engkol dengan yang baru.

Pemeriksaan crank pin
Pemeriksaan crank pin dilakukan dengan mengusut diameter dari crank pin dengan cara sebagai berikut :
1. Dengan memakai alat ukur micrometer luar, ukurlah diameter crank pin yang ada pada poros engkol.

2. Bandingkan hasil pengukuran diameter crank pin dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasinya yakni :
Item
Crank journal
STD
47,988 mm – 48,000 mm
U/S 0,25
47,738 mm – 47,750 mm
U/S 0,50
47,488 mm – 47,500 mm
U/S 0,75
47,238 mm – 47,250 mm
3. Periksalah ketirusan dan keovalan pada crank pin menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasi ketirusan dan keovalan maksimum yakni 0,005 mm (0,002 inchi).

5. Apabila ketirusan dan keovalan melebihi nilai maksimum maka lakukan under size poros engkol atau gantilah poros engkol dengan yang baru.
Advertisement