-->

Tips Cerdas Menata Keuangan Ala Prita Ghozie

Tips Cerdas Menata Keuangan Ala Prita Ghozie
Tips Cerdas Menata Keuangan Ala Prita Ghozie
Rugi banget dech buat yang gak sanggup dateng di talkshownya Majalah Noor punya bareng Perkumpulan Bakti Sosial Ibu-Ibu Bintaro Jaya, punya tema “Cerdas Berinvestasi untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga” di Titan Center kemarin.

Buat yang belum tahu siapa itu Prita Ghozie mungkin sanggup dilihat di situsnya ya www.pritaghozie.com. Ternyata mbak Prita ini sudah berkecimpung usang di bidang finance. Sepertinya memang saya saja yang gaul di bidang itu. Oke.. Tergelitik dengan tema talkshownya cukup menarik. Malah kalau boleh jujur itulah yang sedang saya pikirkan, bagaimana cara mengatur keuangan yang baik. Apalagi di usia ijab kabul saya yang masih gres (2 tahun) dan masih belum ada momongan, daripada boros kan sebaiknya bersiap untuk memikirkan kebutuhan anak kelak dari segi pendidikan, kesehatan dan juga hari renta kelak. Plus membahagiakan orangtua donk pastinya. 


Dalam presentasinya mbak Prita memberikan bahwa mengatur keuangan diharapkan dan direncanakan oleh kita untuk persiapan menghadapi krisis atau hari tua.  “Merencanakan keuangan diharapkan sebab sejatinya kita sebagai insan hanya berencana dan Tuhan yang menentukan,” ujar Prita dikala membuka presentasinya.Sepakat banget dengan itu dan lanjut menyimak.
Wajib mengatur penghasilan termasuk taktik utama dalam mengelola keuangan. Mbak Prita memakai prinsip bahwa kita tidak akan sanggup menginvestasikan uang yang kita miliki  jika kita tidak pernah tau kemana habisnya uang yang kita miliki. Selain itu lebih baik gunakan uang elektronik. “Menggunakan akomodasi ATM sebetulnya pemborosan sebab ketika menarik uang dari ATM yang berupa potongan menyerupai 100 ribu atau 50 ribu, sedangkan uang yang kita butuhkan sebetulnya hanya 78.521 tanpa kita sadari sisa kembaliannya yang biasanya dikembalikan berupa potongan receh dan permen seringkali terlupakan dipakai untuk apa. Untuk itu lebih baik memakai uang eletronik, sebab memudahkan penghematan sebab uang yang terpotong dari uang elektronik sesuai dengan nominal  yang dibutuhkan, “ ujar mbak Prita.
Untuk penggunaan uang elektronik itu yang belum saya terapkan ya. Kemudian mbak Prita melanjutkan dengan menawarkan Rumus ala Prita Ghozie untuk mengatur keuangan yaitu Zakat, Assurance, Present Consumption, Future Spending, dan Investasi.

  1.  Zakat. Zakat sejatinya bagi muslim untuk menyisihkan dari penghasilannya 5% sebab dalam penghasilan yang kita dapatkan ada milik orang lain. Sedekah juga baik dilakukan dalam keseharian kita dan biasakan dilakukan bersama anak. Agar anak terbiasa untuk sedekah dan bahkan sanggup membantu mengingatkan kita untuk sedekah.
  2. Assurance. Assurance yang dimaksudkan oleh mbak  Prita ialah wajib memiliki simpanan untuk dana darurat selain asuransi yang disisihkan 10% dari penghasilan. Rekening untuk dana darurat sebaiknya dipisahkan dari rekening tabungan atau rekening untuk belanja harian. Definisi  darurat berdasarkan Prita ialah kondisi keadaan terdesak yang dikala kita mengeluarkan uang itu kita akan mencicipi duka namun di tamat akan bersyukur ada uang.
  3.  Present Consumption. Diartikan untuk tidak memakai uang utang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk itu diharapkan mengatur keuangan dengan baik.
  4. Future Spending. Diartikan untuk merencanakan kebutuhan di masa yang akan tiba dari sekarang.
  5. Investasi


Pilihan investasi yang sanggup dilakukan adalah:
·         Logam Mulia atau emas
·         Properti: rumah, tanah, kontrakan, kosan ataupun apartemen
·         Surat berharga: deposito, obligasi/sukuk, saham dan reksadana
·         Bisnis: dengan membeli perjuangan franchise ataupun menciptakan perjuangan dari wangsit sendiri


Alokasi ideal untuk pengaturan keuangan dibagi menjadi lima (5), yaitu 5% untuk zakat/infaq/sedekah, 10% untuk dana darurat, 60% biaya hidup, 15% investasi, dan 10% gaya hidup.


Untuk berinvestasi kita harus mengetahui dari awal resiko yang mungkin sanggup terjadi:
1.      Resiko Likuiditas
Resiko dikala keadaan mendesak dan butuh uang tunai dikala itu juga, namun investasi yang kita punya tidak sanggup menghasilkan uang cepat. Hal ini sanggup terjadi pada  investasi semacam properti pada rumah atau tanah. Yang menjadikan investasi harus dijual dengan “banting harga”
2.      Resiko Volatilitas
3.      Resiko Gagal Bayar
4.      Resiko Pasar
5.      Resiko Penipuan 

Hati-hati dengan penipuan berkedok investasi. Anda sanggup mengetahuinya dengan memperhatikan skemanya. Biasanya pembayaran bagi hasil hanya lancar di awal tahun (2 tahun pertama). Menggunakan sketsa piramid semacam sistem MLM (saling ajak melalui isu teman) ataupun sketsa ponzi yang memakai orang lain sebagai marketing.

Well,, mari mulai berpikir untuk berinvestasi sebagai antisipasi keuangan kita. Dengan investasi, kita sanggup membahagiakan diri dan keluarga dengan jaminan keuangan untuk hidup. Selain itu juga, kita tidak pernah tahu umur kita hingga berapa tahun akan ada didunia ini. Setidaknya kalau kita renta dan dipanggil Tuhan (entah kapan, hu allah hu alam) kita sanggup meninggalkan pasangan, anak, cucu atau ortu dengan sesuatu yang berharga.
-RGP-



Advertisement