-->

Contoh Makalah Administrasi Pendidikan Bag. Iii

Contoh Makalah Administrasi Pendidikan Bag. Iii
Contoh Makalah Administrasi Pendidikan Bag. Iii
MANAJEMEN PEDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan ialah acara mempengaruhi sikap orang-orang lain semoga mau berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting perihal kepemimpinan, yaitu

•    Pertama, mempengaruhi sikap orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, semoga mau berbuat menyerupai yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Motivasi o-rang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu.
Dalam hal semacam itu kepemimpinan ialah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Makara semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, contohnya memperbaiki mutu kerjanya. Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu sanggup memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan mengakibatkan kesulitan. Kalau setiap melaksanakan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan.

Oleh lantaran itu MMT mengajarkan semoga kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah perihal hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu dipakai untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-sing secara individual maupun gotong royong sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi.

•    Kedua, kepemimpinan harus diarahkan semoga orang-orang mau berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Makara sikap yang ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa kesediaan orang-orang untuk saling berhubungan mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama. Dalam implementasinya kepemimpinan MMT yang berhasil ialah yang bisa menumbuhkan kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk melaksanakan peningkatan-peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam kelompok-kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok maupun kinerja perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-kerjasama kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan MMT.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan sikap orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai proteksi kepada orang-orang itu untuk sanggup meningkatkan mutu kinerjanya.

Dalam hal ini perjuangan mempengaruhi perasaan mempunyai kiprah yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, contohnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu ialah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai gres yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam daerah affective.


PENGARUH KEPEMIMPINAN

1 Pengertian Pengaruh Kepemimpinan

Perubahan yang terjadi akhir interaksi yang terjadi antara bawahan dan atasan (pimpinan dan yang dipimpin). Pemimpin harus bisa memperngaruhi bawahan, hal ini sesuai dengan pendapat R. Iyeng Wiraputra, M.Sc. dosen IKIP Bandung Buku kepemimpinan terbitan 1985, hal 27. Bahwa kepemimpinan artinya kemampuan untuk mempengaruhi bawahan untuk mengikuti atasan. Hal yang mengakibatkan mempunyai imbas antara lain pengetahuan, pengalaman, wibawa, kharisma serta jabatan. 2.2 Tugas kepemimpinan

Penyelenggaraan administrasi sekolah merupakan kiprah pemimpin sekolah, inti dari administrasi sekolah ialah administrasi (Drs. NA Amatembun IKIP Bandung dalam bukunya Dasar administrasi Sekolah Jilid I, terbitan 1981, hal 38). Dengan demikian kiprah pemimpin ialah melaksanakan fungsi-fungsi administrasi menyerupai :
•    Perencanaan
•    Pengorganisasian
•    Penetapan staf-staf pembantu pelaksana kegiatan
•    Memberikan pengarahan bimbingan dan pembinaan
•    Mengadakan pengawasan untuk mengatasi penyimpangan
•    Melaksanakan penilaian untuk mengukur keberhasilan

Semua fungsi administrasi diaplikasikan dalam jadwal penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

1. Wewenang Pemimpin

Kekuasaan yang dibebankan kepada diri seseorang pemimpin sesuai dengan objek dalam kepemimpinannya.

2. Hak Pemimpin

Pemimpin formal mempunyai hak-hak yang perlu disahkan atas ketentuan aturan yang berlaku antara lain:
•    Hak memperoleh SK dari jabatan yang berwenang
•    Hak memperoleh jaminan atas jabatan
•    Hak mendapat imbalan atas dasar kiprah dan tanggung jawab
•    Hak melaksanakan kiprah kepemimpina dan kepada bawahan

3. Kewajiban Pemimpin

Pemimpin ialah jabatan dan jabatan ialah kepercayaan kewajiban pemimpin ialah mempertahankan kepercayaan untuk melaksanakan kiprah yang dibebankan dan kepercayaan itu perlu dipertanggung jawabkan kepada diri sendiri, masyarakat, dan bangsa serta kepada Allah SWT.

 4. Tanggung Jawab Pemimpin

Tanggung jawab ialah keberanian menanggung resiko yang terjadi akhir perbuatan dan tindakan yang dikerjakan, bawahan bahwasanya hanya membantu pelaksanaan kiprah dan tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah maju mundurnya pendidikan merupakan tanggung jawab pimpinan sekolah sama halnya menyerupai dalam keluarga, kepala keluarga bertanggung jawab atas anggota keluarganya dalammelaksanakan kehidupan berumah tangga.


2. Tujuh hal fundamental yang perlu dikuasai Untuk kepemimpinan mutu

MMT dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal implementasinya organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh fundamental yang menyangkut kehidupan organisasinya.

1. Filosofi Organisasi

Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat fundamental ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan bisa mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.

2. V i s i

Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu mempunyai pandangan jauh ke depan perihal organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang bisa berfungsi apa dan bagaimana, yang bisa memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk sanggup disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang, contohnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, semoga sanggup memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.

3. M i s i

Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa kiprah yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan sanggup diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan oleh organisasi semoga visi atau kondisi masa depan organisasi tadi sanggup diwujudkan. Rumusan perihal misi organisasi ini juga seharusnya sanggup dikuasai dengan baik dan terang oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan semoga mereka sanggup memberi isyarat yang benar dan terang kepada orang-orang lain.

4. Nilai-nilai (values)

Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai ajaran dalam menjalankan kiprah organisasi, dan ingin semoga orang lain dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan ialah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.
 
5. Kebijakan (policy)

Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai isyarat semoga mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus bisa merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu semoga orang-orang sanggup menyajikan mutu menyerupai yang diinginkan oleh organisasi.

6. Tujuan-tujuan Organisasi :

Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek semoga memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.

7. Metodologi

Adalah rumusan perihal cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.

Ketujuh hal yang sangat fundamental itu perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan planning strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu menyerupai yang diinginkan.


C. Pengertian Kepemimpinan MMT

Untuk menerapkan MMT dalam suatu organisasi dibutuhkan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. MMT diterapkan dalam organisasi yang melihat kiprah organisasinya tidak sekedar melaksanakan kiprah rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah sesuai standar maka bereslah segalanya. MMT juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu MMT memerlukan kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus menyerupai yang akan dibahas berikut ini

1. Fokus pada Kelompok.

Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang mempunyai kiprah atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi kiprah semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik sobat sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

2. Melimpahkan wewenang untuk membuat keputusan.

Kepemimpinan MMT tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau ia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapat training dan sehari-hari melaksanakan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melaksanakan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang pimpinan.

3. Merangsang kreativitas.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang atau menghasilkan jasa, intinya selalu dibutuhkan adanya perubahan cara kerja. Makara kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari pimpinan, alasannya ialah kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh lantaran itu pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang yang dipimpinnya guna membuat hal-hal gres yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide usang yang sudah terbukti tidak sanggup menghasilkan mutu kinerja menyerupai yang diharap-kan. Setiap pandangan gres baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibentuk tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti menghasilkan pandangan gres yang manis harus diberi ratifikasi dan penghargaan.

4. Memberi semangat dan motivasi untuk berinisiatif dan berinovasi.

Seorang pimpinan MMT selalu mendambakan pembaharuan, alasannya ialah ia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan sanggup dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh lantaran itu ia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melaksanakan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan penilaian secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja usang yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu menyerupai yang diharapkan olah organisasi maupun oleh para pe-langgannya.

5. Memikirkan jadwal penyertaan bersama.

MMT selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan hingga ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan pro-gram sendiri-sendiri yang bersifat individual. Adanya sistem kerja yang didasari oleh kerjasama dalam tim, kelompok atau unit itu harus selalu menjadi pemikiran para pimpinan MMT. Dasarnya ialah pengikut-sertaan semua orang dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ba-kat, minat dan kemampuan masing-masing orang. Orang ialah aset terpenting dalam organisasi dan lantaran itu setiap orang yang ada harus dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan penca-paian tujuan organisasi.

6. Bertindak proaktif.

Pemimpin MMT selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin MMT tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap planning tindakan sudah difikirkan akhir dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah sanggup diper-hitungkan sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-ngejutkan dan mengakibatkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat mengakibatkan kerugian atau akhir negatif lainnya.

7. Memperhatikan sumberdaya manusia.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang ialah sumberdaya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh lantaran itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan MMT dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan semoga kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu sanggup diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya. Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-lain acara yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi.

8. Bicara perihal adanya persaingan ketat.

Bila berbicara perihal mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu lantaran dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu perihal segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Setidaknya begitulah pengertian mutu berdasarkan MMT. Pimpinan dalam MMT dianjurkan melaksanakan pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan MMT selalu berusaha menya-mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain.

Bila pimpinan berbicara perihal mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara perihal persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapat pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu bisa berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari organisasi lain. Ini persaingan. MMT dikembangkan untuk memenangkan persaingan. Oleh lantaran itu pimpinan MMT selalu harus menyadari adanya persaingan dan berbicara perihal itu dengan orang-orang dalam organisasinya.

9. Membina karakter, budaya dan iklim organisasi.

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan sikap orang-orangnya. Sikap dan sikap organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa bahagia dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam forum pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan belahan dari budaya organisasi itu harus menjadi ajaran dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah lantaran itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya semoga kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya aksara dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan membuat dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga sanggup menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

10. Kepemimpinan yang tersebar.

Pemimpin MMT tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan membuatkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan ialah pengambilan keputusan dan imbas pada orang lain. Pengambilan perihal kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu. Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu mempunyai kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan MMT yang baik dan benar, dan sesudah melalui proses pembinaan yang panjang.

Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan MMT semakin oke mutu kepemimpinannya, dalam arti makin oke suasana kerja yang aman untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan , dari yang tertinggi hingga yang terrendah, sehingga jadinya akan berubah menjadi menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.



A. Kesimpulan

Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah, maka sanggup diambil kesipulan sebagai berikut:

•    Bahwa tujuannya antara lain ialah menyiapkan penerima didik menjadi anggota masyaraat yang mempunyai kemampuan akademik dan/atau profesional yang sanggup menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
•    Budaya organisasi di forum pendidikan ialah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu forum pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam sikap mereka, sehingga membedakan antara forum pendidikan dengan forum pendidikan lainnya.
•    Perekat organisasi pendidikan ialah kepercayaan pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.
Kepemimpinan sangat besar lengan berkuasa dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, semoga imbas yang timbul sanggup meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka pemimpin harus mempunyai wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya kepemimpinan

Kemampuan pemimpin dalam memerankan gaya kepemimpinan yang bertumpu kepada partisipasi aktif semua personil sekolah akan memunculkan keberhasilan seorang pemimpin

Pemimpin harus mempunyai pemahaman perihal konsep sistem (berpikir secara sistematik) dalam memahami suatu sekolah sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan semoga tantangan masadepan telah menjadi jadwal dalam penyelenggaraan pendidikan.

Konsentrasi pemimpin terhadap kinerja personil pada jadinya sasaran yang hendak dicapai ialah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya sanggup tercapai ialah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya sanggup tercapai dan pada khususnya menghasilkan tamatan yang berkualitas.

B. Saran-Saran

•    Untuk meningkatkan kinerja personil sekolah sebaiknya kunjungan antar sekolah sering dilakukan untuk melihat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai di sekolah masing-masing.
•    Sebaiknya kesejahteraan lahir dan batin mendapat prioritas dalam melaksanakan kiprah pemimpin.
Ali, Muhammad. 2012. Peduli pendidikan Is Never Ends. Blog:

Ali, Muhammad. 2012. Fungsi dan Pengertain Manajemen. Blog:
Tim Depdiknas. 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 administrasi pendidikan , Jakarta: Depdiknas RI

-----------,2002. Masalah administrasi pendidikan di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Ditjen Dikdasmen - Dik menum.

https://media-enam.blogspot.com//search?q=presiden-harus-berani-menolak-pinjaman

Wanto, 2005. administrasi dan pendidikan, Surabaya; Tabloid Nyata IV Desember

Mudahan Anda terbantu dengan Contoh Makalah Pendidikan ini 

Baca Halaman Sebelumnya  Contoh Makalah Manajemen Pendidikan
                                           Contoh Makalah Manajemen Pendidikan Bag. II
Advertisement