-->

Air Hujan Banyak Dipuji Di Dalam Al-Qur’An, Benarkah Lebih Mulia Dari Air Zam-Zam?

Air Hujan Banyak Dipuji Di Dalam Al-Qur’An, Benarkah Lebih Mulia Dari Air Zam-Zam?
Air Hujan Banyak Dipuji Di Dalam Al-Qur’An, Benarkah Lebih Mulia Dari Air Zam-Zam?
Pertanyaan:
Mohon dijelaskan sisi kemuliaan zam-zam.. Bagaimana dengan air hujan yang banyak dipuji dalam al-Quran?
Jawaban:
Secara umum, air merupakan zat yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Allah jadikan air

 Bagaimana dengan air hujan yang banyak dipuji dalam al Air Hujan Banyak Dipuji di Dalam al-Qur’an, Benarkah Lebih Mulia Dari Air Zam-zam?

sebagai alasannya kehidupan segala makhluk. Allah berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. al-Anbiya: 30)
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan mengatakan,
أي: أصل كل الأحياء منه
“Maksudnya asal segala yang hidup itu dari air.” (Tafsir Ibnu katsir, 5/339).
Karena nilai manfaat dan asalnya berbeda beda, maka nilai keutamaan air juga berbeda-beda.
Hanya saja, sebagian ulama menyebutkan bahwa air itu nilai keutamannya bertingkat. Banyak ulama Hanafiyah dan Syafiiyah yang menciptakan urutan tingkat keutamaan beberapa jenis air.
Mereka mengatakan, air yang paling afdhal ialah air yang pernah keluar dari jari-jari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian air zam-zam, kemudian air telaga Kautsar, kemudian air sungai Nil, kemudian air dari sungai lainnya.
As-Subki – ulama Syafiiyah – menciptakan syair yang menyimpulkan mengenai urutan nilai kemuliaan air,
وأفضل المياه ماء قد نبع *** من بين أصبع النبي المتبع
يليه ماء زمزم فالكوثر *** فنيل مصر ثم باقي الأنهر
Air yang paling afdhal ialah air yang keluar dari jari-jari Nabi sang panutan shallallahu ‘alaihi wa sallam..
Kemudian air zam-zam, kemudian al-Kautsar, kemudian air sungai Nil, kemudian air sungai lainnya. (I’anah at-Thalibin, 2/316).
Menurut al-Bulqini, al-Haitami, dan para ulama Syafiiyah lainnya, air Zam-zam lebih afdal dari air telaga al-Kautsar karena air itulah yang dipilih oleh Malaikat Jibril untuk menyucikan hati Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam di malam Isra dan Mikraj.
Mengenai mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dapat mengeluarkkan air dari tangan beliau, disebutkan dalam hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia menceritakan,
“Para sahabat pada tragedi perang Hudaibiyah mengalami kehausan. Ketika itu di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada wadah berisi air, dia pun berwudhu. Para sahabat menghampiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan wajah-wajah yang tampak kesusahan dan kesedihan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’
‘Wahai Rasulullah, Kami tidak mempunyai air untuk berwudhu, tidak pula untuk minum selain air yang ada di hadapanmu.’ Jawab kami.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan dia ke dalam bejana, seketika itu air memancar deras dari sela-sela jari jemari dia ibarat mata air, kami segera minum dan berwudhu dengan air itu.”

Jabir ditanya, “Berapa jumlah sahabat saat itu?” Jabir menjawab, “Seandainya jumlah kami seratus ribu, pasti air itu mencukupi kami. Ketika itu jumlah kami seribu lima ratus orang.” (HR. Bukhari)
Advertisement