-->

Detik-Detik Penangkapan Ular Piton Dan Duel Dengan Ular Piton Besar. Laki-Laki Ini Alami Hal Mengerikan. Lihat Ini

Detik-Detik Penangkapan Ular Piton Dan Duel Dengan Ular Piton Besar. Laki-Laki Ini Alami Hal Mengerikan. Lihat Ini
Detik-Detik Penangkapan Ular Piton Dan Duel Dengan Ular Piton Besar. Laki-Laki Ini Alami Hal Mengerikan. Lihat Ini
Seorang warga berjulukan Robert Nababan berduel dengan seekor ular piton besar yang mencoba memangsanya.
Kejadian tersebut mengakibatkan Robert mengalami luka parah di pecahan tangan dan harus menjalani operasi.
 
Ular yang berduel dengan korban berhasil ditangkap warga.
Saat diukur panjang ular tersebut mencapai 7 meter !.
Kejadian yang menimpa Robert terjadi di Desa Sungai Akar, Kecamatan Batang Gangsal, Kab Indragiri Hulu, Riau.
Hingga ketika ini, Robert masih menjalani perawatan di RSUD Indah Sari, Pematang Rebah, Riau.
Kejadian ular yang mencoba memangsa korban diceritakan Risdawaty Nababan, adik korban di akun facebooknya.
Risdawaty menjelaskan, kejadian yang mengakibatkan kakaknya mengalami luka parah terjadi sekitar pukul 18.00, Sabtu (30/9/2017).
Saat itu korban hendak pulang ke rumahnya sesusai bertugas menjadi satpam di perkebunan sawit.
Saat mengendarai motor itulah, Robert melihat ada dua orang yang sedang berhenti di tengah jalan lantaran melihat seekor ular piton yang begitu besar.
Khawatir menganggu keselamatan pengendara lainnya, Robert bergegas turun dari motornya.
Kemudian Robert berusaha menangkap ular berukuran besar itu.
Namun, ketika badan ular dipegang, tiba-tiba ular itu melaksanakan perlawanan.
Pergumulan antara korban dan ular itupun tidak terhindarkan lagi.
Dalam kondisi sebagian badan dililit, ular mengigit tangan korban.
Warga lain yang melihat kejadian itu berusaha melepaskan gigitan sekaligus menangkap ular tersebut.
“Inilah tangan gigitan ular tadi,,sudah siap dioperasi.. ,smua berjalan dengan lancar…kami pun otw lah ke sincalang,,,smg cpt pulih Ito q.” tulis Risdawaty di akun facebooknya.
Warga Dimakan Piton
Akbar (25), warga Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, tewas dimakan piton ketika sedang akan memanen sawit pada Minggu (26/3/2017).
Kasus itu memberi citra bahwa insan memang mungkin menjadi mangsa ular.
Namun, seberapa besar bekerjsama peluangnya?
Peneliti herpetologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Mirza D Kusrini, mengungkapkan, peluang insan dimakan piton bekerjsama kecil.
“Piton biasanya memangsa binatang ibarat babi hutan dan rusa. Tapi, dalam kondisi tertentu, piton memang dapat memangsa manusia. Ada kasusnya tapi tidak banyak,” katanya.
Kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2017), Mirza menyampaikan bahwa piton bekerjsama merupakan binatang yang oportunis, akan memangsa apapun yang mungkin.
Dalam kasus Akbar, Mirza menduga, piton tidak berhasil mendapat masakan sehabis mencari sehingga kesudahannya memangsa manusia.
Piton dapat kekurangan mangsa lantaran hidup di lingkungan kebun sawit di mana keragaman mangsa kurang melimpah.
Mangsa piton di kebun sawit kerap diusir lantaran dianggap hama.
Piton sendiri dapat jadi tiba ke kebun sawit lantaran habitat aslinya sudah berkurang dan berkembang menjadi menjadi kebun sawit itu sendiri.
Kekurangan mangsa merupakan lantaran umum piton memangsa manusia. Tahun 2013, dua orang bocah di Amerika Serikat dimakan oleh piton yang kelaparan.
Piton yang jadi binatang piaraan itu lapar lantaran gres saja lepas dari kandangnya.
Dia lantas masuk ke apartemen dan kesudahannya menemukan dua bocah yang sedang tertidur.
Secara anatomi, ukurannya yang besar menciptakan piton dapat memakan apa pun.
Mirza mengungkapkan, piton bahkan dapat memakan aligator, sapi, dan binatang lain yang ukurannya lebih besar dari manusia.
“Seperti ular lainnya, piton itu tidak mempunyai rahang. Kaprikornus beliau dapat membuka mulutnya selebar apapun dan mengkontraksikan ototnya untuk mendorong mangsa masuk ke kanal pencernaannya,” kata Mirza.
Sekali mendapat mangsa, piton dapat membisu sampai sebulan lamanya. Sebabnya, piton membutuhkan waktu yang usang untuk mencerna.
“Maka masuk akal kalau di Sulawesi korban ditemukan masih dalam keadaan utuh. Dalam jangka waktu 2-3 hari, mangsa biasanya masih utuh di dalam perut ular,” terang Mirza.
Untuk menghindari piton, Mirza menyarankan untuk selalu waspada kalau ke lapangan, baik ke sawah, kebun, apalagi hutan.
“Jangan pernah pergi sendiri ketika di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu,” katanya.
Piton biasanya berada di atas pohon. Kaprikornus ketika berjalan penting juga untuk melihat ke atas, meragukan keberadaan piton.
Selain itu, penting untuk tidak mengganggu. “Kalau menemukan piton, lebih baik mundur. Jangan malah diganggu,” ungkap Mirza.
Menurutnya, ular pada umumnya merupakan binatang pemalu. Jika manudia menghindar, maka ular tidak akan mengejar ibarat singa.(*)
Advertisement