-->

Kisah Faktual Yang Menciptakan Kita Menangis Sayap Sayap Patah

Kisah Faktual Yang Menciptakan Kita Menangis Sayap Sayap Patah
Kisah Faktual Yang Menciptakan Kita Menangis Sayap Sayap Patah
Kisah nyata.yg mungkin sanggup diambil ibrohnya.terutama bagi kaum Adam yg ingin berpoligami.sbg pengantar waktu istrahat kita..
Sayap - sayap patah
Kala jari jemariku menulis kalimat kalimat ini alasannya yaitu mataku yg tak sanggup lg menampung perihnya airmata..
Kawan...
Semua yang disyariatkan Allah yaitu benar yg harus kita lakukan..
Dan Syariat itu tidak pernah salah dan keliru yg menjadikannya hancur yaitu eksklusif manusia.....
Sebut saja namaku Abdullah.
Aku diberi Allah pendamping yg supel,
pintar, rajin dan sangat sholehah, sebut saja namanya Aisyah, hidupku sangat senang apalagi Aisyah telah memberiku dua orang putra dan satu orang putri..
Rumah tanggaku sangat bahagia.
Suatu hari hatiku di uji oleh Allah Aku jatuh cinta pada seseorang gadis yang sangat bagus dan lebih mudah, sebut saja namanya Fatimah yang lebih membuatku semakin berpengaruh ingin menikah lagi dgn Fatimah alasannya yaitu ia sangat sholehah dan bersedia menjadi istri kedua ku.
Akhirnya saya putuskan untuk menikah dengan Fatimah, saya sudah memberi tahu istriku namun Aisyah tidak menjawab apa apa..
Yg kulihat hanya airmata yang tiba-tiba jatuh ketika ku sampaikan itu, saya tak peduli.. Toh nanti jg ia akan menerima..
Terjadilah ijab kabul antara saya dan Fatimah.. Awal awal nya memang agak susah tp usang ke lamaan jadinya baik-baik saja hanya saja Aisyah sedikit lebih pendiam dari sehabis saya menikah lg.
Waktu terus bergulir tidak terasa saya sedah membinah rumah tangga dgn Fatimah sudah satu tahun dan dikaruniai seorang putri yg kini berusia 6 bulan, semantara Aisyah tidak banyak yang berubah darinya,..
Hari-hari terus bergulir dan saya mulai bosan dan jenuh ,
sehingga terjadilah angin puting-beliung dalam keluargaku, saya ingin mencereikan salah satu istriku, jadinya terjadi pertengkaran dalam keluargaku dan jatuhlah talak ku pada Aisyah, kulihat ada airmata di wajahnya namun ia terus membisu dlm kebisuan air mata..
Ku biarkan Ghozy, Ghassan dan Balqis anak anak ku ikut dengan Aisyah alasannya yaitu saya tahu  mereka niscaya akan menentukan ibunya..
Tahun berganti tahun..
Hidupku dengan Fatimah pun mulai goyang, bergotong-royong saya sangat senang dengannya namun sifat manja dan tidak memahami perasaanku membuatku tdk nyaman, dan tak jarang rumah tangga kami mulai diterpa pertengkaran.
Suatu ketika kami pernah bertengkar andal dan menciptakan saya enggan pulang ke rumah, akupun mampir disebuah mesjid, kularutkan diri dlm sholat..
Dlm mesjid itupun saya rindu dengan Aisyah dan belum dewasa ku.. Tp dimana mereka?
7 tahun yg silam ketika saya mentalak Aisyah,, Ghozy putra pertamaku berusia 5 tahun,
dan Ghassan berusia 4 tahun sementara Balqis berusia1tahun,
hingga kini saya tak pernah mananyakan kabar mereka apalagi mengirimkan mereka biaya hidup.. Sungguh semakin membuatku menderita memikirkannya .
Saat itu hujan turun dengan lebatnya..
Aku pelan pelan dan membisu diam mulai mencari Aisyah dan belum dewasa ku, namun hasilnya tak berhasil, saya mulai menanyakan kiri kanan pada keluarganya atau pada sahabat sahabat Aisyah tp tetap nihil ..
Mereka hilang bagai ditelan bumi..
Dimana mereka ya Allah.. Doaku dalam hati. Aku semakin ketakutan manakala tak mendapat info apa apa perihal mereka.. Pikiran ku semakin tak menentu.. Di sisi lain Fatimah hidup denganku  dengan sejuta tuntutan.
Hari-hari pun terus berlalu..
Bahkan hampir 6 bulan saya mencari mereka.. Hingga pada suatu hari sehabis mengikuti kajian..
Tiba-tiba seorang ustadz mendekatiku "Abdullah... Apakah kamu sudah bertemu Aisyah dan belum dewasa mu......?"
ku geleng kan kepala dgn air mata.. Kerinduan..
Ustadz itu berkata " insyaallah mereka baik-baik saja" perkataan sang ustadz membuatku menatap wajahnya lekat lekat..
Wajah sang ustadz seolah tersirat ia mengetahui keberadaan Aisyah dan belum dewasa ku... Ternyata benarlah dugaan ku sang ustadz memberi tahu sehabis ku desak dimana Aisyah dan belum dewasa ku..
Aisyah menghilang dalam hidupku dan menetap di sebuah kota yg sangat jauh dari daerah yg pernah menjadi kota daerah kami ketika membina rumah tangga.. Jauh dan sangat jauh...jarak tempuhnya 4hari perjalanan....
Di sebuah pondok pesantren dipelosok desa sempurna dilereng gunung...
Saat itu saya berangkat bersama sang ustadz sebagai petunjuk dan perantara yg mempertemukan saya dgn ia Aisyah.. Perjalanan yg panjang menciptakan saya dan sang Ustadz ingin beristirahat sejenak..
Mampirlah kami disalah satu mesjid di daerah itu.. Dada ku bergemuruh, perasaanku tak menentu, saya jd ketakutan manakala anak anak ku tdk mau melihatku apalagi mendapatkan ku.. terus ku yakinkan hatiku..
Tiba-tiba lamunanku hilang oleh merdunya bunyi adzan, airmata ku menetes menghayati kalimat sang mu'adzin.. Saat itu waktu magrib.. Aku dan Ustad memutuskan bermalam dimesjid tersebut.
Allahu Akbar... Suara imam menggema saya karam dalam sholat oleh tartil nya bacaan imam.. Menunjukkan sangat fasih dlm melafalkan Al Quran.. Setelah selesai sholat sang imam memperlihatkan tausyiah singkat perihal hargailah orang yg selalu bersama Kita.. Lisan sang imam benar-benar mengiris hatiku...
Keesokan hari dikala subuh menjelang saya berdoa ya ALLAH pertemukan saya dgn Aisyah dan belum dewasa ku... Adzan subuhpun berkumandang.. Sebelum sholat sang ustadz berkata insyaallah pagi ini kamu akan bertemu dengan putra pertamamu.
Semakin bergemuruh hatiku ditambah lg bunyi sang imam menciptakan para jama'ah memecahkan tangisan.. Sungguh desa dan daerah yg dipilih Aisyah benar-benar sangat tenang dari kebisingan dunia.
Benar lah pagi itu saya bertemu dengan putra sulungku Ghozy yg tiada lain yaitu imam yang dari tadi malam menciptakan jemaah menangis alasannya yaitu tartilnya membaca Quran... Hatiku bergemuruh..
Dalam usia yang sangat gampang ia telah mempunyai ilmu setara gurunya.. Hatiku kembali bergemuruh mana kala melihat nya tumbuh menjadi penghafal Quran... Menetes air mata ku kepeluk di erat sekali kutanyakn kabar ibu dan adik adik nya..... Dgn gaya bahasa yang sangat sopan Ghozy menceritakan perjalanan ibunya menanggung ketiga anaknya tanpa ada sosok ayah.. Ghozy telah di dewasakan oleh ilmunya walau ia gres berumur 14 tahun... Kisah perjalanan istrinya di dengar dgn airmata tak terbendung...
Hati Abdullah semakin merinding kala Ghozy menyampaikan bahwa adiknya Ghassan yg usia beda setahun dg Ghozy telah berangkat ke madinah krn prestasinya..
Disisi lain Balqis yg berusia sembilan tahun telah selesai mengikuti agenda kelas tahfidz.. Ghozy dgn tegas menyampaikan kami semua bs ibarat yg abi dengar alasannya yaitu sosok ibu yang telah abi tinggalkan..
Umi membesarkan dan mendidik kami untuk lebih menyayangi Allah..
Umi memberi kami makan dr hasil kerjanya sebagai orang yang mencuci piring di dapur pondok ini.. Abi..
Umi tak pernah mengajari kami untuk membencimu tp ketahuilah kamu yaitu ayah kami,tp kamu tak layak jd suami dr ibuku.. Kalimat itu terdengar bagai petir..
Dunia terasa gelap.. Wajah ku menunduk.. Aku tak tahu harus berbuat apa.
Untuk mu yang sedang membaca goresan pena ku.. Jgn kamu berbuat ibarat ku..
Seseorang yg ada disamping mu kini yaitu orang terbaik yg di pilih Allah untukmu maka jangan sia sia kan...
Aku tak bs melanjutkan tulisanku ini  alasannya yaitu airmata ku menghalangi pandangan ku....
Untukmu istri ku Aisyah..
Walau saya tak layak untukmu... Kini kamu bukti kan bahwa sikapmu yaitu cerminan dari namamu..
Hal terindah dalam hidupku kamu telah mengakibatkan anak anak ku sebagai jundi jundi sejati....
Untukmu istri ku Aisyah.. Dikala Allah mempertanyakan diriku perihal anak anak ku.. Apa yg menjadi hujjah ku...?
Untukmu istriku Aisyah... Aku telah membuang berlianku..sungguh anak anak kita tumbuh menjadi anak anak mutthaqiin.. Satu hal yang ku mohon pd Allah.. Aku diberi kesempatan untuk berkumpul dan menembus dosa dan kesalahan dgn kalian.

IBROH YG BISA DIAMBIL DARI KISAH INI, BAHWA BERSYUKUR SELALU KPD ALLAAH DGN ORG² TERDEKAT SAAT INI,
LENGKAPI KEKURANGANNYA,
TUTUPI CACATNYA,
PUJILAH ALLAH SELALU ATAS  KEBAIKANNYA.
Sumber facebook
Advertisement