WAJIB DI BACA !!! Menurut Rasulullah inilah Keadaan Yang Paling Pedih Bagi Si Mayit Yang Baru Meninggal, Bacalah Untuk Renungan !
Panggilan Ruh Setelah Keluar Dari Badan . Aisyah r.a. pernah berkata: Ketika saya sedang duduk bersila didalam rumah, tiba-tiba Rasulullah saw masuk dengan memberi salam kepadaku. Tatkala saya hendak berdiri untuk menghormati dia sebagaimana sopan santun kebiasaanku setiap kali dia masuk rumah, maka tanpa kuduga dia berkata: "Tataplah duduk ditempatmu tidak perlu engkau berdiri, wahai Ummul Mukminin".
Aisyah melanjutkan ceritanya: Rasulullah saw kemudian tiduran dengan meletakkan kepalanya diatas pangkuanku. dia tidur dengan telentang. Diatas tengkuknya saya berbuat mencari uban jenggotnya. Akhirnya saya melihat dalam jenggot dia ada 11 rambut putih. Lantas saya berfikir, dalam hati saya mengatakan: "Bahwa dia ini akan wafat mendahului aku, maka tinggallah umat ini tanpa ada Nabi". Tanpa terasa saya menangis hingga air mataku mengalir dipipi sehingga menetes kewajah Rasulullah SAW, dia eksklusif terbangun dari tidurnya seraya bertanya: "Apa yang mengakibatkan dirimu menangis wahai Ummul Mukminin?"
Aku lantas menceritakan kepada dia suatu cerita. Beliau kemudian bertanya kepadaku: "Saat apa yang paling pedih dialami mayit?". Aku menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih diatas diri si mayit disaat mayit keluar dari rumahnya, sedangkan anak-anaknya berduka cita dibelakangnya, seraya mengatakan: "Aduh...bapak...aduh... Sedangkan ibu dan bapaknya berkata: Aduh... anakku..."
Rasulullah kemudian bersabda: "Yang ini lebih pedih lagi". Kemudian saya bertanya: "Apa yang lebih pedih dari itu Ya Rasulullah?". Beliau menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih bagi simayit ketika ia diletakkan dalam liang kubur kemudian diuruk dengan tanah. Setelah itu, kembalilah para kerabatnya, anak-anaknya dan para kekasihnya, mereka semua menyerahkan simayit kepada Allah Ta'ala beserta perbuatan amalnya. Lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya.
Kemudian Nabi saw bertanya: "Saat apa yang paling pedih dari tragedi tersebut itu?". Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu"
Beliau lantas bersabda: "Wahai Aisyah, bekerjsama keadaan yang paling pedih atas diri simayit yakni ketika orang yang memandikan
Aisyah melanjutkan ceritanya: Rasulullah saw kemudian tiduran dengan meletakkan kepalanya diatas pangkuanku. dia tidur dengan telentang. Diatas tengkuknya saya berbuat mencari uban jenggotnya. Akhirnya saya melihat dalam jenggot dia ada 11 rambut putih. Lantas saya berfikir, dalam hati saya mengatakan: "Bahwa dia ini akan wafat mendahului aku, maka tinggallah umat ini tanpa ada Nabi". Tanpa terasa saya menangis hingga air mataku mengalir dipipi sehingga menetes kewajah Rasulullah SAW, dia eksklusif terbangun dari tidurnya seraya bertanya: "Apa yang mengakibatkan dirimu menangis wahai Ummul Mukminin?"
Aku lantas menceritakan kepada dia suatu cerita. Beliau kemudian bertanya kepadaku: "Saat apa yang paling pedih dialami mayit?". Aku menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih diatas diri si mayit disaat mayit keluar dari rumahnya, sedangkan anak-anaknya berduka cita dibelakangnya, seraya mengatakan: "Aduh...bapak...aduh... Sedangkan ibu dan bapaknya berkata: Aduh... anakku..."
Rasulullah kemudian bersabda: "Yang ini lebih pedih lagi". Kemudian saya bertanya: "Apa yang lebih pedih dari itu Ya Rasulullah?". Beliau menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih bagi simayit ketika ia diletakkan dalam liang kubur kemudian diuruk dengan tanah. Setelah itu, kembalilah para kerabatnya, anak-anaknya dan para kekasihnya, mereka semua menyerahkan simayit kepada Allah Ta'ala beserta perbuatan amalnya. Lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya.
Kemudian Nabi saw bertanya: "Saat apa yang paling pedih dari tragedi tersebut itu?". Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu"
Beliau lantas bersabda: "Wahai Aisyah, bekerjsama keadaan yang paling pedih atas diri simayit yakni ketika orang yang memandikan
Ketika orang-orang sedang memandikan mayit, maka berkatalah ruh: "Wahai orang yang memandikan, kalian jangan memegang saya dengan kuat, alasannya jasadku telah luka akhir dari keluarnya ruh".
Setelah selesai dimandikan simayit diletakkan didalam kain kafan, kemudian diikat pada daerah kedua telapak kakinya. Pada ketika itu si mayit memanggil-manggil: "Wahai orang yang memandikan, kalian jangan mengikat kain kafan kepalaku sehingga saya dapat melihat wajah istriku, anak-anakku dan kaum kerabatku, alasannya pada hari ini yakni hari yang terakhir kali saya melihat mereka. Hari ini saya akan pisah dengan mereka, saya juga tidak akan melihat mereka lagi hingga hari simpulan zaman tiba.
Sewaktu mayit dikeluarkan dari rumah, maka mayit berseru: "Wahai golonganku, kutinggalkan istriku dalam keadaan janda, kalian jangan menyakitinya. Kutinggalkan anak-anakku dalam keadaan yatim, kalian jangan menyakitinya, alasannya pada hari ini saya keluar rumah dan tidak akan kembali lagi pada mereka untuk selamanya.
Tatkala mayit diletakkan diatas keranda, simayit berseru: "Wahai golonganku, kalian jangan tergesa-gesa membawaku, sehingga saya dapat mendengarkan bunyi istriku, anak-anakku, serta kaum kerabatku, alasannya pada hari ini saya berpisah dengan mereka hingga hari kiamat
Pada ketika mayit dipikul diatas keranda dan orang-orang yang mengantarkan sudah melangkahkan kakinya tiga kali, tiba-tiba ada undangan dengan bunyi yang dapat didengar oleh sagala sesuatu kecuali insan dan jin. Ruh itu berkata: "Wahai para kekasihku, wahai para saudaraku, wahai anak-anakku, janganlah kalian terbujuk oleh kecerdikan kancil dunia, sebagaimana dunia telah menipu diriku. janganlah kalian dipermainkan zaman, sebagaimana jalan telah mempermainkan diriku. Ambillah pelajaran apa yang saya alami ini, bekerjsama saya telah meninggalkan semua harta yang tealah saya kumpulkan untuk mahir warisku, dan mereka tidak mau menanggung sedikit pun dari kesalahanku. Didalam kubur Allah menghisab aku, sedangkan didunia kalian bersenang-senang dengan segala isinya. Kalian juga tidak mendoakan saya ketika kalian menshalati jenazah.
Pada waktu sebagian ahlinya dan teman-temannya kembali dari daerah shalat, maka si mayit berkata: "Wahai saudaraku, saya mengetahui bahwa mayit itu lupa dikala hidupnya, tetapi kalian jangan melupakan saya secepat ini sebelum kalian menanamku, sehingga saya dapat melihat pada tempatku. Wahai saudaraku, saya mengetahui bahwa wajah mayit lebih cuek dari pada air yang cuek berdasarkan perasaan hati orang yang masih hidup, tetapi kalian janganlah kembali secepat ini".
Ketika mayit diletakkan didekat kuburnya, simayit berkata: "Wahai golonganku, wahai saudara-saudaraku, saya telah mendoakan kalian tetapi kalian tidak pernah mendoakan diriku".
Saat mayit diletakkan dalam kuburnya, simayit berkata: "Wahai mahir waris, saya tidak mengumpulkan harta yang banyak kecuali saya tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepadaku dengan memperbanyak kebaikan ibarat yang telah saya ajarkan kepada kalian ihwal isi Al-Quran dan tata krama, janganlah kalian lupa untuk mendoakan aku.
Advertisement