Sahabat dakwah, Setiap makhluk hidup yang bernyawa niscaya mengalami yang namanya kematian begitu juga insan niscaya akan mengalami kematian juga. Hanya, kita tak pernah tahu, kapan itu terjadi. Namun yang pasti, sehabis kematian itu kita akan memasuki suatu alam, yang di sana hanya kita seorang diri. Tak ada penerang apalagi barang-barang mewah. Yang ada hanyalah tanah, binatang-binatang kecil dan kain yang menempel pada tubuh. Itulah alam barzah. Seperti apa keadaan di alam barzah itu?
Di dalam Al-Quran sudah dijelaskan keadaan orang-orang kafir saat itu (di alam barzah) dengan firman Allah SWT berikut:
“Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’,” (QS. Al-Mu’min: 45-46).
Dalam surat Qaaf ayat 22 juga dijelaskan bahwa keadaan orang yang lalai:
“Sesungguhnya kau berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam,” (QS. Qaaf: 22).
Maka, demikianlah keadaan insan yang bersalah dan tidak ingin bertaubat dari kesalahannya akan mendapatkan azab dan siksa, dimasukkan ke dalam neraka. Di sanalah matanya akan terbuka dan penglihatannya sudah sangat tajam, hanya sanggup dipakai untuk menyesal, bukan untuk memperbaiki keadaan.
Adapun para syuhada’ dilukiskan sebagai orang-orang yang hidup dan menerima rezeki.
“Dan janganlah kau menyampaikan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kau tidak menyadarinya,” (QS. Al-Baqarah: 154).
“Janganlah kau menerka bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan menerima rezeki,” (QS. Ali Imran: 169).
Hadis-hadis Rasulullah SAW wacana malam Isra’ dan apa yang ia lihat di alam barzah, menerangkan akan adanya macam-macam siksaan, di antaranya:
Sekelompok insan tidak mengenakan pakaian, hanya bercawat sekedar menutupi kemaluannya saja. Mereka ibarat ternak makan rumput dengan berdiri, buah zakkum yang sanagt pahit dan mengandung racun serta makan bara-bara jahannam. Hal itu terjadi, alasannya mereka menolak menyedekahkan harta bendanya dan menjauhi zakat.
Sekelompok insan memakan daging wangi dengan lahap, sedangkan ada daging segar, tapi tidak sanggup memakannya. Siksa yang demikian ini yaitu untuk pezina.
Orang-orang berenang dalam lautan darah dan dilempari batu. Mereka yaitu lintah darat, pemakan riba, insan yang hanya mementingkan diri dan tidak peduli orang lain rugi.
Seorang dipukuli kepalanya dengan watu besar oleh sekelompok manusia, hingga kepalanya pecah dan banyak mengeluarkan darah. Kemudian kepalanya kembali lagi ibarat semula, dipukuli dan pecah lagi. Orang ini semasa hidupnya enggan melaksanakan shalat wajib.
Sekelompok insan beramai-ramai memotong pengecap dan bibirnya. Digunting, lalu tumbuh lagi, digunting lagi, tumbuh kembali dan begitu terus. Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Siapakah mereka itu ya Jibril?” “Para penyebar fitnah,” jawab Jibril.
Orang-orang yang mulutnya terbuka lebar menelan api. Mereka yaitu pemakan harta anak yatim.
Orang-orang yang memotong bagian-bagian tubuhnya dan dimakannya sendiri. Mereka inilah orang-orang yang gemar menggunjing orang lain. Semoga Allah member taufik dan hidayah kepada kita
Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman
Advertisement