-->

Kemenkes Dalam Peringatan Hari Diabetes Sedunia Di Kala Jkn

Kemenkes Dalam Peringatan Hari Diabetes Sedunia Di Kala Jkn
Kemenkes Dalam Peringatan Hari Diabetes Sedunia Di Kala Jkn

Diabetes Melitus sudah tidak absurd di indera pendengaran masyarakat, sebanyak 1 dari 11 orang sekarang mempunyai Diabetes. Sebagai puncak peringatan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November, Kementerian Kesehatan RI mengadakan Simposiun Nasional Hari Diabetes Sedunia dengan tema Eyes On Diabetes yang dilaksanakan pada tanggal 19 November 2016 kemudian di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center.
docpri

dr Lily Susilowati selaku Direktur Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan RI dan dr. H.M. Subuh, MPPM selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI menawarkan sambutannya sekaligus membuka Simposium Nasional dengan ditandai pemukulan gong bersama dr Agung Pranoto selaku Ketua PB Persadia dan juga Prof. DR. dr. Sidhartawan Soegondo, Sp.PD.KEMD selaku konsultan endokrin metabolic dan diabetes. Simposium ini yakni momen yang dipakai untuk diisi dengan acara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai diabetes.
GERMAS - docpri

dr. H.M Subuh MPPM
Sebanyak 80% penyakit Diabetes Melitus bisa dicegah, meski tidak menular diabetes juga merupakan ujung pangkal dari banyak sekali penyakit berdasarkan dr Lily Susilowati. Untuk itu Kemenkes sebelumnya juga mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) pada 15 November 2016 untuk mengajak masyarakat berpola hidup sehat, hampir serupa dengan Gerakan CERDIK Kemenkes. Diabetes mengalami peningkatan 6,9% dari tahun sebelumnya tanpa disadari. Untuk itu perlunya kesadaran masyarakat juga melaksanakan deteksi dini gula darah biar cepat mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda diabetes dalam badan untuk segera dicegah dan diatasi. Sekarang ini sedang terjadi transisi epidemilogi perubahan dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular yang semakin banyak pasiennya berdasarkan dr. H.M.Subuh, MPPM. 
Cek Gula Darah Gratis - docpri
Penyakit diabetes melitus dikategorikan sebagai multiple burden dan diprediksikan jumlah penderita penyakit diabetes dunia meningkat dari 415 juta di tahun 2015 menjadi 642 juta di tahun ini. Ada tiga (3) hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi jumlah penderita diabetes berdasarkan dr.H.M Subuh, MPPM. Pertama dimulai dari diri kita untuk deteksi dini (how to detect) gula darah kita, kebetulan di hall sebelum Simposium dimulai akseptor mendapat cek gula darah gratis dari ACCU CHECK yang risikonya bisa pribadi dilihat alasannya menyidik gula darah sementara dan periksa HbA1c dari Diastika Biotekindo yang risikonya  akan diemailkan. Kedua Lakukan pencegahan (to prevent) sebelum kita terkena diabetes dengan membatasi makanan yang mengandung banyak gula ataupun menjaga makanan bila sudah terlihat tanda-tanda diabetes pada diri. Ketiga bersama-sama banyak sekali sektor untuk terus konsisten menyebarluaskan ancaman diabetes untuk tubuh. Ketiga hal tersebut bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah janjkematian penderita diabetes.
Narsum dan moderator

Dalam jadwal Simposiun Nasional juga dipertunjukan Senam Diabetes yang sangat gampang diikuti. Senam Diabetes ini juga dilombakan pada tanggal 20 November 2016 kemudian di Parkir Barat Gelora Bung Karno yang diselenggarakan oleh Kemenkes bersama PT.Kalbe Indonesia dengan tema Gerakan Indonesia Lawan Diabetes. Beberapa narasumber juga hadir menawarkan banyak sekali sudut pandang diabetes, antara lain Dr. Dyah Erti Mustikawati dengan tema Pengendalian Diabetes Melitus melalui Penerapan SPM di FKTP, Dr Satya Kotha dengan tema Pentingnya Skrining Diabetes Retinopati bagi penyandang Diabetes dari Helen Keller Indonesia, dan dr. Bayu Rahardian, Sp.KJ dengan tema Kebijakan dalam Mendukung Penggerakan dan Pembudayaan Gaya Hidup Aktif dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Disebutkan oleh Dr. Dyah Erti Mustikawati ada lima (5) jadwal komprehensif di periode JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang menguntungkan untuk diikuti bagi NCD (Non Communicable Disease) atau yang disebut dengan penyakit tidak menular (PTM), yaitu Minimum Standar Requirement (SPM) Kabupaten/Kota, GERMAS, PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis), PANDU (Pelayanan Terpadu) PTM, dan POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) PTM.

Kegiatan yang terintegrasi degan POSBINDU PTM salah satunya yakni deteksi faktor resiko PTM. Pemeriksaan kesehatan atau Skrining mempunyai kriteria.
Kriteria Skrining - docpri

Semakin usang mempunyai diabetes dan tidak diatasi maka semakin besar resiko yang dimiliki untuk terkena diabetes retinopati. Diabetes Retinopati menyerang pecahan mata kita dengan prevalensi 5 dari 20 orang memilikinya. 70% dari Diabetes Tipe 2 bisa berubah menjadi Diabetes Retinopati sesudah 10 tahun. Data WHO, 4,8% kebutaan dikaitkan dgn diabetik retinopati dan penyebab sebagian besar kebutaan terjadi pada usia klompok kerja yaitu usia 20-65tahun. 

 
Gerakan Ayo Olahraga Kemenpora - docpri

Untuk itu Kemenkes tidak pernah lelah untuk selalu menawarkan peringatan dan kepedulian untuk semua mencegah Diabetes melalui pertolongan blogger dan media sosial. dr. Bayu Rahardian, Sp.KJ dari Kemenpora juga mengakui kemampuan Kemenkes tersebut terbukti berhasil meningkatkan kesadaran di masyarakat. Kemenpora pun mempunyai jadwal Gerakan "Ayo Olahraga" untuk mengajak masyarakat bergaya hidup sehat. -RGP-
Advertisement