Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat pada 29 Juli 2016 kemudian secara khusus mengundang blogger dalam Temu Blogger bersama Kemenkes. Temu blogger kali ini bertempat di Hotel The Park Lane, Casablanca dan mengambil tema yang sedang marak di masyarakat yaitu perihal Imunisasi. Para blogger diajak untuk lebih memahami perihal imunisasi.
Anjari Umarjianto yang seorang praktisi public relations kesehatan ini berperan sebagai moderator di awal pertemuan bloggger ini. Anjari mengajak teman blogger untuk mengenal lebih bersahabat dengan staf Kemenkes penyelenggara dan drg. Oscar Primadi, MPH sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.
Anjari Umarjianto yang seorang praktisi public relations kesehatan ini berperan sebagai moderator di awal pertemuan bloggger ini. Anjari mengajak teman blogger untuk mengenal lebih bersahabat dengan staf Kemenkes penyelenggara dan drg. Oscar Primadi, MPH sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes.
Anjari - doc.pribadi |
drg. Oscar Primadi - doc.pribadi |
Apa Itu Imunisasi ?
Imunisasi yaitu memperlihatkan sesuatu zat (vaksin) untk menjadi imun bagi tubuh. Untuk itu imunisasi dibutuhkan sebagai bentuk pencegahan dan dukungan badan dari penyakit. Pendalaman perihal imunisasi disampaikan lebih lanjut oleh Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof.Dr.dr.Sri Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(k)
Imunisasi dilakukan untuk melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu, menurunkan prevalensi jumlah penyakit di Indonesia dan setiap penyakit ada jadwalnya untuk imunisasi. Tujuan paling utamanya yaitu eradikasi penyakit yaitu ibarat menghilangkan wabah penyakit tertentu di masyarakat.
Pekan Imunisasi Nasional atau yang dikenal oleh ibu-ibu dengan PIN selama ini memperlihatkan imunisasi untuk Polio, Hepatitis B, Pertusis, Difteri, Campak, Tetanus dan Hib. Ketujuh penyakit termasuk dalam kategori penyakit yang sanggup dicegah dengan imunisasi (PD3i) atau Vaccine Preventive Disease (VPD).
Jika anak tidak diimunisasi sanggup menimbulkan terjadinya wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Seperti wabah penyakit polio di Indonesia pada tahun 2005 dan 2006 serta campak.
Cakupan & Reduksi Campak - doc.pribadi |
Di dalam vaksin orisinil isinya macam2, antigen, pelarut, stabilizer, dan pengawet yang efeknya berbeda pada tiap anak. Vaksin disebutkan tidak sama dgn obat sebab takaran minimal yang dgunakan sehingga tidak perlu takut dilakukan berulang.Untuk vaksin ada jarak standarnya dan intervalnya minimalnya 1 bulan. Imunisasi untuk semua umur bahkan manula juga harus diimunisasi lagi.
Vaksin secara global ada dua (2) yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup disebutkan ulahnya ibarat penyakit aslinya. Makara dikala disuntikkan akan menjadikan imbas yang serupa dengan tanda-tanda aslinya.
Imunisasi Itu Wajib untuk Pemerintah dan Orangtua kepada Anak
Pasti banyak masyarakat yang belum tahu bahwa sebenernya Imunisasi itu sudah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Tentang Kesehatan (no.36 tahun 2009). Tepatnya diatur dalam UU no.36 tahun 2009 pasal 130 dan pasal 132.
- UU no.36 tahun 2009 pasal 130 berisi bahwa” Pemerintah wajib memperlihatkan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak “
- Pasal 132 berisi “Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai ketentuan yang berlaku, untuk mencegah terjadinya penyakit sanggup dihindari dengan imunisasi”.
Dalam UU yang sama pasal 131 ayat 2 menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan semenjak anak masih dalam kandungan, sesudah dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun. Semua rencana dan panduan dukungan kesehatan hingga anak berusia 18 tahun sudah ada dalam buku panduan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan sudah harus dicatat semenjak 2004.
Dan ditekankan pada ayat 3 pasal 131 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak menjadi tanggungjawab dan kewajiban bersama orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah. Jelas banget ya sudah menjadi kewajiban baik secara aturan maupun garisan hidup bahwa anak yaitu titipan yang harus kita besarka, jaga dan lindungi oleh kita sebagai orangtua dan membutuhkan tugas serta banyak pihak.
Kunci keberhasilan Imunisasi
Kunci keberhasilan imunisasi antara lain: memperhatikan mengenai persoalan penyakit, memperhatikan resiko dan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan anak, memperlihatkan vaksin yang efektif dan aman, memperlihatkan pelayanan yang baik dan gampang terjangkau, memperlihatkan edukasi yang positif, berkesinambungan dan merata di masyarakat, dibutuhkan kerjasama yang baik antara akademisi, pemerintah dan swasta, vaksin palsu yang beredar tidak steril dalam proses pembuatannya.
Pemerintah sudah menyediakan vaksin gratis yang sanggup didapatkan di puskesmas atau posyandu terdekat anda. Menyikapi banyak vaksin import yang dipalsukan, kedepannya untuk memakai vaksin import yang ditawarkan klinik atau rumah sakit akan dibentuk surat perjanjian dengan tandatangan persetujuan orangtua.-RGP-
Advertisement