Sistem AC (Air Conditioner) merupakan sistem pelengkap yang terdapat pada kendaraan beroda empat yang berfungsi untuk mengatur suhu, kelembaban udara, mensirkulasikan udara dan membersihkan udara.
Sistem AC bahwasanya selain dipakai untuk mendinginkan (cooling) ruangan juga berfungsi untuk menghangatkan (heater) ruangan. Namun pada negara-negara yang mempunyai dua iklim (iklim tropis) yakni iklim hujan dan kemarau, kebanyakan kendaraan hanya dilengkapi dengan sistem pendinginan. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas perihal cara kerja dari sistem AC untuk pendinginan.
Pada sistem pendinginan AC dilengkapi dengan dengan beberapa komponen, komponen-komponen sistem AC antara lain kompresor, condenser, receiver dryer, katup perluasan dan evaporator.
Cara Kerja Sistem AC
Cara kerja dari sistem pendingin AC dimulai dari kompresor. Pada kompresor AC terdapat magnetic switch yang berfungsi untuk menghubugkan dan tetapkan putaran pully dengan kompresor AC. Pully pada kompresor AC ini terhubung dengan putaran pully poros engkol melalui sabuk (v-belt).
Ketika kunci kontak On, maka magnetic switch akan On dan akan menghubungkan antara putaran pully dengan kompresor AC sehingga kompresor AC akan bekerja memompa refrigerant (freon) untuk bersirkulasi. Refrigerant yang keluar dari kompresor AC akan berwujud gas bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. Refrigerant dari kompresor AC ini selanjutnya akan dikirim ke Condenser.
Condenser pada sistem AC didinginkan oleh kipas pendingin (extra fan), sehingga refrigerant yang melalui condensor akan berubah wujud dari gas menjadi cair dan tekanan pada refrigerant masih tinggi serta temperaurnya masih tinggi. Berubah wujudnya refrigerant disebabkan lantaran condenser menyerap panas refrigerant. Pada condenser dilengkapi dengan kisi-kisi atau sirip-sirip yang mempunyai fungsi untuk menambah bidang permukaan pendinginan condenser. Setelah refrigerant melewati condenser, kemudian akan dialirkan menuju ke receiver dryer.
Receiver dryer pada sistem AC ini berfungsi untuk menyerap air dan menyaring kotoran yang terbawa bersama refrigerant. Kotoran dan air yang tidak tersaring dan tidak terserap pada receiver dryer dan kemudian ikut mengalir ke sistem AC sanggup berakibat mengganggu sistem AC dan sanggup merusakkan komponon-kompoen pada sistem AC. Refrigerant yang keluar dari receiver dryer akan berwujud cair dengan tekanan tinggi dan temperatur tinggi. Setelah refrigerant melewati receiver dryer selanjutnya akan menuju ke katup perluasan (expansion valve).
Pada katup ekspansi, refrigerant akan dikabutkan sehingga tekanan dan temperaur refrigeran akan turun menjadi tekanan dan temperatur rendah. Pengkabutan ini terjadi lantaran pada katup perluasan terjadi lantaran pada penggalan katup perluasan ini mempunyai lubang keluar yang berukuran kecil sehingga jika ada refrigerant yang mempunyai tekanan tinggi melewati lubang katup perluasan yang berukuran kecil akan bermetamorfosis kabut. Setelah refrigerant melewati katup perluasan maka refrigerant akan menuju ke evaporator.
Pada evaporator refrigerant yang berbentuk kabut (partikel-partikel kecil) dan bertemperar rendah (dingin) dikala melawati evaporator akan menciptakan komponen-komponen pada evaporator menjadi dingin. Udara akan ditekan oleh blower untuk keluar melewati evaporator, sehingga sesudah udara ini melewati evaporator akan bertemperatur cuek lantaran panas udara akan diserap oleh refrigerant melalui evaporator. Untuk memaksimalkan pendinginan udara ini maka pada evaporator dilengkapi dengan kisi-kisi atau sirip-sirip. Refrigerant yang keluar dari evaporator akan berubah wujud menjadi gas dan bertekanan rendah serta bertemperaur dingin.
Refrigerant ini akan dikirimkan kembali ke kompresor AC untuk ditekan atau dipompa kembali untuk bersirkulasi pada sistem AC. Cara kerja atau siklus kerja tersebut akan terjadi berulang-ulang ketika AC dinyalakan.
Advertisement