-->

Tentang Satu Rasa…

Tentang Satu Rasa…
Tentang Satu Rasa…
Selamat malam bulan sabit…! Malam ini saya duduk bagus jauuh di bawahmu… dan saya melihatmu begitu tinggi di atasku… Kamu sanggup melihatku kan? Aku sanggup melihatmu dengan jelas… Semisal saya jadi dirimu, yang pertama kali akan saya lakukan, saya akan mencari dimana seseorang itu berada… Seseorang yang sekarang ada di dalam hatiku dan bernaung sempurna di fikiranku…
Bulan, Aku ingin menceritakan perihal satu rasa yang entah harus saya ceritakan kepada siapa…
Kau tau perihal rasaku yang dulu kan bulan? Rasa disaat saya begitu menjunjung tinggi kesetiaan cinta dan mempercayai adanya cinta sejati itu… Mungkin waktu itu saya terlalu jatuh cinta… terlalu mencintai… terlalu mengharapkan kebahagiaan darinya… Sementara saya tau impian yang begitu tinggi haruslah sesuai dengan bekal yang ku punya, sementara bekal ku perihal menyayangi masih begitu sedikit untuk menyayangi seseorang sepertinya…

Aku pernah terluka olehnya, saya juga pernah mencoba untuk tidak berharap banyak padanya… mungkin saya terlalu mencintainya. Karenanya Allah mengingatkanku dengan ujian ini…
Aku tak ingin ini terulang lagi… ku harap tak begitu…
Dari sini saya mengerti bahwa menyayangi insan hanyalah membuat impian dan angan-angan untuk bahagia… Aku mengerti bahwa Allah selalu berperan dalam setiap fenomena… Dan pada jadinya Allahlah yang akan menjadi pengharapanku yang tak pernah putus dan terhingga…
Kau percaya kasih sayang Allah??
Ya kasih sayang Allah tak akan pernah putus meski beribu luka yang telah hambaNya lakukan dengan sombong dan melupakannya…
Ya Rabb… terimakasih… terimakasih telah menyadarkanku banyak hal yang menandakan bahwa Engkau menyayangiku, Engkau menginginku lebih erat denganMu, lebih mengenal orang-orang yang ada di dekitarku, lebih mengerti bahwa cintaMu lebih berarti…
 Tak ada banyak yang saya harapkan…Aku titipkan rasa ini kepadaMu, dan rasa yang ia miliki pun kepadaMu… Engkau sanggup mengakibatkan beliau mencintaiku, Engkau sanggup mengakibatkan saya begitu mencintainya… Engkau yang membuat rasa, asa, cinta, benci, rindu, semua Engkau yang menciptakannya…
Namun hingga detik ini pun Engkau masih mengizinkanku untuk mencintainya, merindukannya, mengharapkannya… Ku harap Engkau tidak mengambil rasa ini Tuhan, karuniaMu yang tidak banyak orang sanggup memilikinya dengan tulus…
“Jikalau saya pernah terluka, saya harap luka ini tak membekas dan luka ini akan menjadikanku lebih besar lengan berkuasa dan percaya, bahwa “Allahlah daerah menggantungkan segala harapanku…”




             
Advertisement