-->

Ceramah Ustadz Abdul Somad (Uas) : Amal Yang Tidak Pernah Putus Dan Klarifikasi Sedekah

Ceramah Ustadz Abdul Somad (Uas) : Amal Yang Tidak Pernah Putus Dan Klarifikasi Sedekah
Ceramah Ustadz Abdul Somad (Uas) : Amal Yang Tidak Pernah Putus Dan Klarifikasi Sedekah
kematiannya, kecuali zakat, infak, sedekah yang diperbuatnya. Kalau insan mati, semua amal putus seusai kematiannya. Baca Alquran putus, solat putus, amal shalawat putus, semua amal putus. Tapi ada yang tidak putus, Zakat, Infak, sodakoh.


Menurut Ustadz Abdul Somad dikutip dari video youtube pada 13 Okt 2016, peluang insan untuk bederma terus hari terus bertidak lebih. Seiring bertidak lebihnya umur yang diberbagi Allah di dunia.

“Jatah nasib kami makin hari makin bertidak lebih, kemudian apa yang bakal dibawa mati menghadap Allah"
"Rumah besar tinggal, kendaraan beroda empat besar tinggal, istri tinggal"
"Tapi ada orang yang rutin memetik amal dari apa yang diperbuatnya. Satu diantaranya orang yang menyumbang serta mewakafkan masjid ini. Pahalanya bakal terus mengalir,” katanya 
Terkait Zakat yang menjadi keharusan kaum muslim, Ustad Abdul Somad membahas, zakat harus dikeluarkan ketika seseorang memiliki asset sekualitas 85 gram emas alias setara dengan Rp 42.500.000 yang tersimpan setahun.
“Kalau telah sampai nisabnya Rp 42,5 juta, maka harus dikeluarkan 2,5 persen (Rp 1,2 juta per tahun), sanggup dibayar setiap bulan (dibagi 12 bulan) semoga tidak terasa berat"
"Demikian juga orang Orang yang punya pendapatan Rp 3,6 Juta maka harus membayar zakat 2,5 persen. Membayar ke Ziswa,” ungkapnya. Somad membicarakan, diharapkan keteguhan hati untuk mengeluarkan setersanjungn harta di jalan Allah, alasannya tantangan serta godaan dari setan sangat berpengaruh tatkala insan berbuat amal ibadah.
“Sebab bakal tidak sedikit setan yang berbisik. Bayangkan membayar zakat 1,2 juta, tambah sedikit sanggup ganti HP Baru"
"Tantangan semacam itu juga dialami para nabi. Semacam Nabi Ibrahim yang hendak berkurban, tapi dibisiki setan semoga berkurban tidak terlaksanakan"
"Tetapi, oleh Nabi Ibrahim, setan itu dilempar tujuh kali. Sehingga jikalau ada yang menghalangi kami membayar zakat maka lempar dirinya tujuh kali,” katanya. Lalu apa beda Zakat, infak, sodaqoh, wakaf? Sambung lulusan Universitas Al Azhar ini.
Dijelaskan, zakat ialah keharusan setiap muslim atas harta yang mereka miliki, sementara infak ialah derma berbentuk bahan sebagai buktu ketaatan serta rasa syukur terhadap Allah. Sementara sedekah ialah donasi di jalan Allah yang sifatnya fisik serta non fisik, umpama ikut menyumbang tenaga dikala membangun masjid).
“Kalau wakaf ialah derma barang yang disertai ijab serta qobul). Barang yang telah diwakafkan dilarang diwariskan serta dipasarkan,” katanya. Somad meningkatkankan, untuk masuk ke nirwana Allah diharapkan dedikasi serta keikhlasan mengeluarkan setersanjungn harta yang kami miliki.
Kalau ada celengan masjid, masa kami cuma nyumbang Rp 2000. Sebab sekarang parkir di mall saja Rp 2000, masa mau masuk nirwana cuma nyumbang Rp 2000 ke masjid.
Bayar segitu mau syurga apa, maka dari itu kami berbagilah harta yang kami miliki, alasannya iatu bakal dipertangungjawabkan.
“Kita yang berkelimpahan harta, mari menolong sesama, bantu masjid, bantu anak yatim alasannya itulah yang bakal menolong kami di hadapan Allah,” katanya.
“Bapak bunda yang telah sedekah, maka bersyukur telah leluasa dari hubbud dunia (cinta dunia). Kami yang punya kebun sawit, ruko, semua bakal tinggal. Kelak cuma bawa kain putih, kami bakal dibungkus macam dodol,” tambahnya.

Sumber : http://sumsel.tribunnews.com
Advertisement