-->

Warga Takut Kena Sial Bila Pinjamkan Mobil, Mayat Petani Ini Terpaksa Diikat Dan Dibawa Naik Motor

Warga Takut Kena Sial Bila Pinjamkan Mobil, Mayat Petani Ini Terpaksa Diikat Dan Dibawa Naik Motor
Warga Takut Kena Sial Bila Pinjamkan Mobil, Mayat Petani Ini Terpaksa Diikat Dan Dibawa Naik Motor
Sebuah kisah miris tiba dari media umum tatkala beredar Viral potret Jenazah yang dibawa memakai motor.
Berbeda dengan mayit yang umumnya diangkut memakai mobil, mayit ini justru tampak diikat di atas keranjang yang terbuat dari rotan.
Tak kalah menyedihkan, mayit itu tampak berselimutkan bantalan seadanya, ialah sebuah tikar bergambar Hello Kitty.
Potret ini viral usai diunggah sebuah akun Facebook berjulukan Mukhsal Amindra pada Kamis (16/5/2019) lalu.
Ketiadaan kendaraan serta kondisi jalan yang rusak rupanya menjadi penyebab warga yang meninggal itu dibawa dengan peralatan seadanya.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un," seorang warga HPH meninggal dunia, gres pulang dari rumah sakit terkendala persoalan kendaraan dan faktor jalan yang rusak," tulis Mukhsal Amindra.
Dalam unggahan yang sama, ia juga membagikan sederet gambar yang memperlihatkan sejumlah warga bergotong royong membuat bantalan dari belahan kayu untuk memastikan mayit tetap kondusif hingga tujuan.
Sedangkan, warga lainnya tampak sibuk menyelimuti mayit itu dengan kain sarung serta selembar tikar tebal.
"Di sini ada yang punya kendaraan beroda empat double gardan. Tapi masyarakat awam ini kan jikalau kendaraan beroda empat eksklusif bawa mayat banyak enggak boleh. Nanti sial atau bagaimana enggak tahulah. Tapi jikalau bawa orang sakit mereka mau, tapi bawa mayat mereka berat nampaknya," imbuhnya.
Tak ada pilihan lain, mayit Jojok karenanya terpaksa dibawa pakai motor dan diikat di atas keranjang.
"Ya dibawa pakai motor ditaruh di atas keranjang yang biasa dipakai untuk angkut sawit, karet dan belanja dari pasar," ungkap Sarman.
Sementara itu, sang camat mengaku belum menerima isu lebih lanjut soal keseharian mendiang Jojok.


Ia hanya mengetahui warganya itu bekerja sebagai petani di Desa Alim II dan tinggal di sana bersama keluarganya.
Advertisement