yang aktif sholat tetap miskin, namun yang sering maksiat tidak sholat lebih kaya, ini penjelasannya
tengok di zona erat kita entah itu teman dan juga pula saudara aku yang tidak kerap sholat terlebih zikir dan juga pula tanpa amalan – amalan tertentu, bisa kaya dan juga pula makmur hidupnya. malah yang sering sholat dan juga pula zikir hidupnya biasa – biasa saja.
yang aktif sholat malah susah dan juga pula miskin
yang tidak pernah solat malah kaya raya
yang muslim banyak yang bodo
yang kafir malah banyak yang pinter – pinter
ini fakta
sepatutnya kalau muslim menyandarkan kepada yang maha besar, pencipta langit dan juga pula bumi sepatutnya tidak seragam itu.
ketahuilah sahabatku bahwa itu segala menggambarkan istidraj
mampu jadi ada yang mendapat limpahan rezeki namun ia menggambarkan orang yang gemar maksiat. ia tempuh jalan kesyirikan –lewat ritual pesugihan – misalnya, dan juga pula benar ia kilat kaya.
ketahuilah bahwa mendapat limpahan kekayaan seragam itu bukanlah suatu karakteristik kemuliaan, namun itu menggambarkan istidraj.
istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki sedangkan itu yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada allah.
dari ‘uqbah bin ‘amir radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَاذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“bila kau memandang allah bagikan pada hamba dari (permasalahan) dunia yang diinginkannya, sedangkan itu beliau terus berposisi dalam kemaksiatan kepada – nya, hingga (ketahuilah) bahwa hal – hal itu menggambarkan istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari allah. ” (hr. ahmad 4: 145. syaikh syu’aib angkatan bahari (AL) arnauth menyampaikan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
allah ta’ala berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُواأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan segala pintu – pintu kesenangan buat mereka; hingga – hingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong – konyong, hingga ketika itu mereka melamun berputus asa. ” (qs. angkatan bahari (AL) an’am: 44)
dalam tafsir angkatan bahari (AL) jalalain (hal – hal. 141) disebutkan, “ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, allah buka pada mereka segala pintu nikmat menyerupai bentuk istidraj pada mereka.
hingga mereka bangga bakal hal – hal itu dengan sombongnya. setelah itu kami siksa mereka dengan mendadak. lalu mereka pula melamun dari segala kebaikan. ”
syaikh as sa’di mengatakan, “ketika mereka melupakan peringatan allah yang diberikan pada mereka, hingga dibukakanlah menyebarkan pintu dunia dan juga pula kelezatannya, mereka pula lalai. hingga mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, risikonya allah menyiksa mereka dengan mendadak. mereka pula berputus asa dari aneka macam kebaikan. seragam itu lebih berat siksanya. mereka terbuai, lalai, dan juga pula hening dengan keadaan dunia mereka. namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan juga pula jadi petaka yang besar. ” (tafsir as sa’di, hal – hal. 260).
kesimpulannya menggambarkan, banyak muslim yang tidak seluruhnya muslim, maksudnya tidak seluruhnya menyerahkan diri kepada kekuatan dan juga pula ilmu – nya, dan juga pula lebih menuhankan rasio ide pikirannya. mereka lebih percaya kecerdasannya dari pada kecerdasan ilahi sang pemurah. namun itu bukanlah kalian..
contoh: sedekah ilmu kaya, itu komitmen tuhan. dan juga pula kita sepertinya sulit sekali percaya ilmu ilahi wacana sedekah. tawakal dan juga pula menggambarkan sarana mendapat rezeki tidak terduga.
dan juga pula kita masih acapkali kalah dikala dikala sebelum tawakal. sabar dan juga pula sholat menggambarkan penolong. dan juga pula kita lebih banyak meminta tolong kepada mahluk. dan juga pula masih banyak sekali yang yang lain.
jikalau banyak muslim yang betul – betul muslim aku sangat yakin sekali bahwa islam bakal jaya.
tetapi marilah sejenak lupakan antara muslim miskin dan juga pula nonmuslim yang kaya raya. sejenak renungkan bahwa kaya dan juga pula miskin tetaplah uji.
kaya dan juga pula miskin menggambarkan ukuran dunia saja sebaliknya kalau kita membicarakan akherat bukan melulu kaya dan juga pula miskin secara bahan semata namun lebih kepada kaya hatinya.
buat muslim yang ingin kaya hingga berusahalah sebagaimana non muslim yang bekerja dan juga pula berupaya keras buat merubah nasib.
bedanya non muslim lebih mentuhankan kecerdasan seseorang diri, kebalikannya muslim sepatutnya tidak demikian. ia tetaplah berupaya keras dengan bekerja sebaik sanggup jadi setelah itu percaya bakal kuasa ilahi yang pemurah.
syukurilah apa yang disaat ini jadi rizkimu tanpa harus iri dengan kenikmatan teman percayalah allah sudah mempersiapkan yang tersadu buat hambanya yang aktif mempersiapkan buat di darul abadi nanti.
( sumber : islamidia. com )
tengok di zona erat kita entah itu teman dan juga pula saudara aku yang tidak kerap sholat terlebih zikir dan juga pula tanpa amalan – amalan tertentu, bisa kaya dan juga pula makmur hidupnya. malah yang sering sholat dan juga pula zikir hidupnya biasa – biasa saja.
yang aktif sholat malah susah dan juga pula miskin
yang tidak pernah solat malah kaya raya
yang muslim banyak yang bodo
yang kafir malah banyak yang pinter – pinter
ini fakta
sepatutnya kalau muslim menyandarkan kepada yang maha besar, pencipta langit dan juga pula bumi sepatutnya tidak seragam itu.
ketahuilah sahabatku bahwa itu segala menggambarkan istidraj
mampu jadi ada yang mendapat limpahan rezeki namun ia menggambarkan orang yang gemar maksiat. ia tempuh jalan kesyirikan –lewat ritual pesugihan – misalnya, dan juga pula benar ia kilat kaya.
ketahuilah bahwa mendapat limpahan kekayaan seragam itu bukanlah suatu karakteristik kemuliaan, namun itu menggambarkan istidraj.
istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki sedangkan itu yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada allah.
dari ‘uqbah bin ‘amir radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَاذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“bila kau memandang allah bagikan pada hamba dari (permasalahan) dunia yang diinginkannya, sedangkan itu beliau terus berposisi dalam kemaksiatan kepada – nya, hingga (ketahuilah) bahwa hal – hal itu menggambarkan istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari allah. ” (hr. ahmad 4: 145. syaikh syu’aib angkatan bahari (AL) arnauth menyampaikan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
allah ta’ala berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُواأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan segala pintu – pintu kesenangan buat mereka; hingga – hingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong – konyong, hingga ketika itu mereka melamun berputus asa. ” (qs. angkatan bahari (AL) an’am: 44)
dalam tafsir angkatan bahari (AL) jalalain (hal – hal. 141) disebutkan, “ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, allah buka pada mereka segala pintu nikmat menyerupai bentuk istidraj pada mereka.
hingga mereka bangga bakal hal – hal itu dengan sombongnya. setelah itu kami siksa mereka dengan mendadak. lalu mereka pula melamun dari segala kebaikan. ”
syaikh as sa’di mengatakan, “ketika mereka melupakan peringatan allah yang diberikan pada mereka, hingga dibukakanlah menyebarkan pintu dunia dan juga pula kelezatannya, mereka pula lalai. hingga mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, risikonya allah menyiksa mereka dengan mendadak. mereka pula berputus asa dari aneka macam kebaikan. seragam itu lebih berat siksanya. mereka terbuai, lalai, dan juga pula hening dengan keadaan dunia mereka. namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan juga pula jadi petaka yang besar. ” (tafsir as sa’di, hal – hal. 260).
kesimpulannya menggambarkan, banyak muslim yang tidak seluruhnya muslim, maksudnya tidak seluruhnya menyerahkan diri kepada kekuatan dan juga pula ilmu – nya, dan juga pula lebih menuhankan rasio ide pikirannya. mereka lebih percaya kecerdasannya dari pada kecerdasan ilahi sang pemurah. namun itu bukanlah kalian..
contoh: sedekah ilmu kaya, itu komitmen tuhan. dan juga pula kita sepertinya sulit sekali percaya ilmu ilahi wacana sedekah. tawakal dan juga pula menggambarkan sarana mendapat rezeki tidak terduga.
dan juga pula kita masih acapkali kalah dikala dikala sebelum tawakal. sabar dan juga pula sholat menggambarkan penolong. dan juga pula kita lebih banyak meminta tolong kepada mahluk. dan juga pula masih banyak sekali yang yang lain.
jikalau banyak muslim yang betul – betul muslim aku sangat yakin sekali bahwa islam bakal jaya.
tetapi marilah sejenak lupakan antara muslim miskin dan juga pula nonmuslim yang kaya raya. sejenak renungkan bahwa kaya dan juga pula miskin tetaplah uji.
kaya dan juga pula miskin menggambarkan ukuran dunia saja sebaliknya kalau kita membicarakan akherat bukan melulu kaya dan juga pula miskin secara bahan semata namun lebih kepada kaya hatinya.
buat muslim yang ingin kaya hingga berusahalah sebagaimana non muslim yang bekerja dan juga pula berupaya keras buat merubah nasib.
bedanya non muslim lebih mentuhankan kecerdasan seseorang diri, kebalikannya muslim sepatutnya tidak demikian. ia tetaplah berupaya keras dengan bekerja sebaik sanggup jadi setelah itu percaya bakal kuasa ilahi yang pemurah.
syukurilah apa yang disaat ini jadi rizkimu tanpa harus iri dengan kenikmatan teman percayalah allah sudah mempersiapkan yang tersadu buat hambanya yang aktif mempersiapkan buat di darul abadi nanti.
( sumber : islamidia. com )
Advertisement