-->

[Info] Blogger Dukung Gerakan #Tosstb, Tb Dapat Disembuhkan Dan Obatnya Gratis

[Info] Blogger Dukung Gerakan #Tosstb, Tb Dapat Disembuhkan Dan Obatnya Gratis
[Info] Blogger Dukung Gerakan #Tosstb, Tb Dapat Disembuhkan Dan Obatnya Gratis


Selasa (22/03) kemudian blogger diundang oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam Workshop Kampanye Gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSSTB) melalui Media Sosial sebagai rangkaian peringatan Hari TB Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret. Kehadiran blogger dalam program itu untuk mendapatkan isu yang benar mengenai tuberkulosis eksklusif dari Kemenkes. Workshop berlangsung di Ruang Arslonga, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes di Jl. Percetakan Negara no.29 Jakarta Pusat.


Awal workshop kami para blogger diberikan pengetahuan wacana tuberkulosis. Tuberkulosis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis ditemukan oleh Robert Heinrich Herman Koch dari Jerman pada tanggal 24 Maret 1882. Atas jasa Robert Koch itulah maka tanggal 24 Maret dijadikan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS).

Dr. Asik Surya, MPPM dari Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes memberikan isu mengenai tuberkulosis sebagai penyakit menular langsung, bukan penyakit keturunan, bukan penyakit yang disebabkan dari guna-guna atau kutukan, sanggup disembuhkan dan bisa menyerang siapa saja.

Gejala Tuberkulosis yang Perlu Diwaspadai
Dr. Asik Surya - doc.Ganendra Kompasiana
Gejala utama TB ialah batuk selama lebih dari 2-3 minggu. Apabila batuk disertai dahak campur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, tubuh lemah, nafsu makan turun, berat tubuh turun, malaise, keringat malam dan demam. Jika tanda-tanda ibarat ini terjadi maka segera periksakan diri ke puskemas terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kita juga perlu meningkatkan kepedulian terhadap orang di sekitar kita yang memiliki tanda-tanda ibarat itu untuk menginformasikan bahwa itu tanda-tanda tuberkulosis. Tuberculosis is everybody business,” ujar Dr.Asik Surya menekankan.

Penularan Tuberkulosis

Penularan TB sumber utamanya berasal dari dahak pasien TB dan menular melalui udara. Untuk itu perlunya dilakukan contact tracking pada pasien TB untuk mengetahui dari lingkungan mana terkena TB. Faktanya bahwa 1 orang dengan TB aktif bisa menginfeksi 10-15 orang per tahunnya. 


Untuk itu watak dalam batuk dan bersin dengan menutup verbal dikala batuk atau bersin untuk menjaga diri sangatlah perlu dilakukan oleh siapa saja. Karena batuk itu mengeluarkan 0-3500 partikel dari dalam tubuh dan bersin mengeluarkan 4000-1 juta partikel. Kita tidak pernah tahu siapa penderita TB hingga kita terkena.

Pengobatan TB harus dijalani hingga selesai. Pasien yang menghentikan proses pengobatan tanpa sepengetahuan dokter disebut TB Putus Obat (Multi Drug Resisten/MDR) dan bisa berakibat fatal apabila kasus MDR tidak ditangani sanggup bermetamorfosis XDR (Xtra Drug Resisten).

Dr. Asik Surya memberikan bahwa 22% masyarakat tidak tahu wacana tanda-tanda TB, 27% tidak tahu bahwa TB gotong royong bisa disembuhkan, dan 81% masyarakat Indonesia tidak tahu bahwa obat TB diberikan gratis dari pemerintah melalui unit pelayanan kesehatan pemerintah. Pemeriksaan TB sanggup dilakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dengan investigasi dahak 3 kali (Sewaktu-Pagi-Sewaktu). Bila positif TB dari hasil pemeriksaan, maka akan mulai menjalani pengobatan selama 6-8 bulan. TB bisa disembuhkan dengan pengobatan yang berkualitas, obat TB yaitu Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang berkualitas dan sesuai standar WHO sudah disediakan oleh pemerintah dan GRATIS. "Untuk itu masyarakat yang terkena TB harus bisa memanfaatkan dengan sebaiknya fasilitas pengobatan TB dari pemerintah ini, semoga pasien TB bisa sembuh total," tegas Dr. Asik.


Dr.Telly Kamelia - doc.pribadi
TB Paru lebih gampang didiagnosis berdasarkan ratifikasi Dr. Telly Kamelia SpPD, KP dari Divisi Pulmonologi Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. “TB sendiri selain TB Paru juga ada TB ekstra paru yang bisa menyerang hati, ginjal, usus, reproduksi, susukan kemih dan itu semua sulit diketahui dari USG,” ujar Dr. Telly. Untuk itu deteksi dini TB di level pelayanan kesehatan di masyarakat sangatlah dibutuhkan dan dibutuhkan tugas aktif masyarakat dalam mengenali tanda-tanda TB di lingkungannya. “Orang kurus belum tentu TB, dari 100% suspect TB ternyata hanya 33% yang positif TB, “ tegas Dr. Telly. 


Workshop semakin menarik dengan adanya sesi tanyajawab yang gotong royong menawarkan ketertarikan blogger mendalami wacana tuberkulosis.Aku sendiri tertarik lantaran riwayat penyakit bronkitisku yang kambuhan lantaran sumber utamanya alergi dingin. Menurut Dr. Telly ada juga batuk yang berkepanjangan lantaran hipersensivitas alergi terhadap sesuatu. Selain itu kita ataupun dokter dilarang memvonis seseorang itu terkena TB jikalau tidak ada hasil investigasi hitam diatas putih. Hal itu tidak dibenarkan. 

Testimoni Mantan Pasien MDR


Yulinda & Ully - doc.pribadi
Dalam workshop tersebut hadir dua mantan pasien MDR TB yaitu Yulinda Santosa dan Ully Ulwiyah yang tergabung dalam komunitas PETA (Pejuang Tangguh). Mereka berdua pernah berjuang melawan TB yang diderita bertahun-tahun. Yulinda menceritakan pengalamannya terkena DB dari seorang sobat dan mengalami beberapa perilaku pengucilan dari lingkungannya. “Meski berat ujian yang saya lalui tetapi saya bersyukur saya masih bisa menersukan usaha ini kini untuk sobat TB,” ungkapnya bersemangat. Sedangkan Ully berhasil sembuh total sehabis menjalani 21 bulan pengobatan TB tuntas, tepatnya pada tahun 2013. Bersama komunitas PETA yang berisi mantan pasien TB melaksanakan aktivitas rutin ibarat home visit dan hospital visit untuk menguatkan pasien TB untuk sembuh.

Gerakan TOSSTB
Berbekal isu mengenai tuberkulosis dan testimoni dari mantan pasien TB, Gerakan TOSSTB yang digagas Kemenkes RI ini ingin melibatkan tugas serta semua masyarakat Indonesia  mulai dari masyarakat umum pengguna media umum (medsos), dinas kesehatan, organisasi masyarakat sipil, organisasi pasien, organisasi kawan dan lainnya untuk bersama peduli dalam berbagi isu tuberkulosis yang benar.

 kemudian blogger diundang oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  [INFO] Blogger Dukung Gerakan #TOSSTB, TB Bisa Disembuhkan dan Obatnya Gratis
template dari Twibbon
Tujuan gerakan TOSSTB yang digagas ini ialah untuk menemukan sebanyaknya, mengobati sebanyaknya dan menyembuhkan sebanyaknya kepada pasien TB dengan cara menyebar-luaskan isu mengenai TB yang benar. Informasi mengenai Tuberkulosis yang benar bisa kita dapatkan dari situs TB Indonesia atau situs Kemenkes RI. Sebagai masyarakat yang hidup di kurun digitalisasi mari kita bantu menyebarluaskan isu yang benar wacana tuberkulosis ini dengan menghubungkan semua status dan isu di media umum dengan tagar #TOSSTB #sayapeduliTB serta mengganti foto profil medsos melalui Twibbon.
 
Blogger untuk TOSSTB - doc. facebook
Berbagi isu TB melalui medsos dianggap lebih gampang penyampaian informasinya. Hal ini dikarenakan hampir semua orang memakai internet dan medsos, masyarakat lebih gampang percaya dengan isu dari medsos atau internet sebelum melaksanakan investigasi atau pengobatan. Untuk itu Kemenkes RI mengundang para blogger yang juga diharapkan bisa berperan aktif dalam gerakan TOSSTB ini.



Mari bersama kita sebar isu yang benar wacana Tuberkulosis bisa disembuhkan dan pengobatan gratis dari pemerintah. Jangan kucilkan mereka yang TB, mereka perlu proteksi kita untuk sembuh. Mari kita mulai dari keluarga kita sendiri untuk bersama Gerakan Keluarga Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis. -RGP-

Advertisement