-->

Bukan Soal Keyakinan, Ijab Kabul Lebih Butuh Keberanian

Bukan Soal Keyakinan, Ijab Kabul Lebih Butuh Keberanian
Bukan Soal Keyakinan, Ijab Kabul Lebih Butuh Keberanian
Meski menikah yakni masalah sunnah dan mudah, tapi memutuskannya butuh keberanian besar. Keraguan tentu akan selalu hadir dalam benak kita, namun serahkan semuanya pada Sang Maha. Yakinlah pada komitmen Allah SWT, gantungkan harapanmu hanya kepada-NYA.



Bagi kau yang masih meragu soal pernikahan, mudah- mudahan goresan pena ini sanggup mencerahkan.



Ditulis oleh Ahmad Razak Mustafa melalui akun line dan instagramnya (@ahmadrazakm):

"Apa yang buat lu yakin beliau yang terbaik dibanding wanita lain?"

"Apa yang buat lu yakin kalau lu itu udah siap?"

Pertanyaan-pertanyaan itu yang paling umum dilontarkan mitra dan kerabat dikala sebelum dan sehabis nikah hingga sekarang.

Dan jawabannya mungkin agak membingungkan, alasannya yakni saya akan jawab dengan impulsif "gua dulu ga pernah yakin sama dia". Dan saya pun tidak pernah yakin kalau diri saya sudah siap.

Seumur-umur saya mencari jalan untuk dekat dengan lawan jenis, beliau yakni cewe yang saya pdkt-in yang paling tidak memikat perhatian saya.

Alhasil keraguan dan kebimbangan yang saya rasakan kepada beliau jauh lebih banyak dibanding dengan yang saya rasakan terhadap beberapa yang dulu pernah dekat dengan saya.

Bahkan kalau boleh jujur hingga detik ijab kabul pun saya belum menemukan "keyakinan" yang saya tunggu-tunggu.

Mungkin setiap pasangan mempunyai dongeng dan jalannya masing-masing.

Dan untuk kisah kami, sejauh saya sanggup berkontemplasi wacana hikmah dari semua ini yakni dengan "hambar"nya keterpikatan saya padanya, saya sanggup mencar ilmu untuk menjernihkan hati dan meluruskan niat.

Kalau kata seoarang sobat "belajar expect nothing to human, dan expect just to the One and only Allah" :)

Dan ya, benar saja.

Ketika kita terlalu menggantungkan cita-cita kita pada manusia, maka akan ada saja hal yang menciptakan cita-cita itu pupus atau setidaknya tidak terpenuhi dengan tepat dan alhasil akan melahirkan kekecewaan.

Harapan yang saya maksud disini yakni rasa cinta kepada manusia.

Mungkin berbeda dengan pasangan lain, tapi untuk kisah kami bagi saya rasa cinta kepada calon pasangan sebelum pernikahan bukanlah hal esensial yang signifikan.

Bukankah pernikahan Rasulullaah Saw. dan Ibunda Khadidjah ra. juga tidak di-inisiasi oleh rasa cinta Rasulullaah SAW kepada calon istrinya?

Bukankah Fatimah Binti Muhammad ra. juga meminta maaf kepada suaminya Ali bin Abi Thalib ra. alasannya yakni pernah telah lebih dulu mengasihi Ali ra. jauh sebelum pernikahan mereka dilaksanakan?

Semua itu alasannya yakni cinta sebelum ijab kabul sanggup menipu.

Saya tidak menyampaikan bahwa semua cinta sebelum ijab kabul yakni salah.

Tapi terbukti, terlalu mengasihi seseorang yang bahkan belum menjadi siapa-siapa bagi kita sebagian besar berujung pada persoalan dan kerugian.

Karena menyerupai bermain game, pernikahan yakni sebuah stage kehidupan dengan level kesulitan lebih tinggi dibanding stage sebelumnya.

Dengan level yang lebih tinggi, tentu akan tiba tantangan yang lebih sulit dan membutuhkan skill (bekal) yang lebih besar lengan berkuasa pula.

Dan bagi saya bekal terpenting yang harus kita miliki yakni niat yang lurus dan besar lengan berkuasa untuk melangsungkan pernikahan hanya alasannya yakni dan untuk Allah, bukan alasannya yakni insan apalagi hanya bergantung pada cinta yang sanggup jadi hanya sesaat. :)

"Gua ga yakin sama dia, gua yakinnya sama Allah"

Wallahu a'lam bis showab.

Akhir kata, mumpung masih suasana lebaran

Mohon dimaafkan dan diikhlaskan jikalau ada kata atau perbuatan yang kurang berkenan.

Jika ada yang masih belum terselesaikan silahkan hubungi secara personal. ^^

Ttd,

Ahmad & Dea

Selain menggungah curhatan di atas, Ahmad Razak Mustafa yang bersahabat disapa Araz ini juga menyertakan ajakan resepsi pernikahannya yang akan digelar 8 Juli 2017 di Hotel Dalton Makassar. Unggahannya pun sempat jadi viral dan menerima ratusan like, share, serta komentar konkret dari pembaca. 

Ahmad (Araz) & Dea sendiri telah melangsungkan pernikahan pada 12 Mei 2017 di Bogor.




Foto: Prosesi ijab kabul yang kental dengan tabiat Sunda dan Makassar 

Baaarokalloohu Laka Wa Baaroka 'Alaika Wa Jama'a Bainakumaa Fiii Khoirin...

Mari kita doakan mudah- mudahan kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Aamiin Yaa Robbal'alamiin

Advertisement