Dulu masyarakat belum mengetahui banyak manfaat dari buah Tin yang berasal dari Timur Tengah ini. Tin atau Ara yang mempunyai nama ilmiah Ficus carica L. yakni homogen tumbuhan penghasil buah-buahan yang sanggup dimakan dan buahnya berjulukan sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, yang juga dikenal dengan nama "Ara" (buah ara/pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig.
Mengutip dari Wikipedia, Tanaman Tin tumbuh di tempat Asia Barat, mulai dari pantai Balkan sampai Afganistan. Tanaman ini sanggup tumbuh sampai 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping. Yang disebut buah dari tumbuhan Tin bersama-sama yakni dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran tiga sampai 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jikalau masak.
Prospek Cerah Buah Tin untuk Usaha dan Kesehatan
Suwandi, seorang wirausahawan pembudidaya tumbuhan Tin di Jakarta menyatakan cerahnya prospek cerah tumbuhan ini. “Tanaman Tin mulai banyak diketahui masyarakat keuntungannya untuk kesehatan dan disukai alasannya yakni tanamannya yang gampang tumbuh serta gampang pemeliharaannya,” ujarnya. Yang banyak diminati dan dibeli ada 6 jenis tumbuhan Tin dari 40 jenis yang ada, yaitu Green Yordan, Brown Turki, Purple Yordan, Red Palestine, Blue Giant dan Panace Tiger.
Buah Tin tergolong buah istimewa, alasannya yakni disebutkan dalam kitab Al Alquran serta dalam kitab Alkitab dengan sebutan buah Ara. Penulis mendapat kesempatan merasakan buah Tin blue giant yang ternyata manis dan masih terbilang mahal jikalau dijual segar, serta teh daun tin yang sedikit pahit ketika bertandang ke rumah Suwandi. Ternyata bukan hanya buahnya saja yang berkhasiat, daun dari tumbuhan tin ini juga berkhasiat. Buah Tin sendiri mengandung protin, lemak, karbohidrat, vitamin, kalsium, zat besi, dan potassium serta kaya nutrisi. Kadar nutrisi buah tin yakni protin sebanyak 4.3 mg, serat 5.6 mg, energi 274 kkal, kalsium 126 mg, karbohidrat yaitu 63.4 mg, vitamin C sekitar 1 mg. Suwandi sendiri sudah sering mengirim daun tin ke Cianjur yang memproduksi teh daun tin kemasan. Disayangkan oleh Suwandi sendiri belum sanggup memenuhi undangan buah Tin di pasaran, hal ini dikarenakan masih kurangnya tenaga untuk memenuhi undangan pasar skala nasional.
Kecintaannya terhadap tumbuhan buah Tin yang banyak keuntungannya ini menciptakan Suwandi memperlihatkan training budidaya tumbuhan Tin semenjak 2009 kepada yang berminat. Usaha budidaya tumbuhan buah tin yang dimilikinya sudah dua (2) kali diikutsertakan dalam Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan oleh Dinas Pertanian.
Budidaya Tin
Budidaya tumbuhan buah tin ini tergolong mudah. Menurut Suwandi ada tiga sistem dalam penanaman Tin, yaitu stek, cangkok, dan bibit. Pengembangbiakkan tanaman buah Tin dinilai mempunyai persentase keberhasilan yang cukup tinggi dengan sistem cangkok, sekitar 90%. Dengan memakai sistem stek tinggal keberhasilan hanya 40-50%. Yang lebih diminati masyarakat yakni bibit tumbuhan yaitu berupa pohon jadi dengan tinggi tumbuhan sekitar 30-40cm. Menurutnya tumbuhan buah Tin sanggup gampang tumbuh didalam pot dan sanggup cepat dinikmati buahnya dalam waktu 2-3 bulan jikalau pemeliharaannya benar (media dan pupuknya bagus). Media atau tanah untuk tumbuhan Tin tidak khusus.
Suwandi yang mulai tertarik mempelajari tumbuhan buah Tin dari 2006 ini, sekarang mempunyai tempat perjuangan di Taman Anggrek -Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan juga di Cileungsi Bogor untuk skala besar. Disana anda sanggup membeli bibit tumbuhan buah Tin dengan kisaran harga Rp.50.000 – Rp.350.000 untuk anda pelihara sendiri atau untuk memulai perjuangan budidaya tumbuhan ini.
brown turki |
“Kendala yang dihadapi dalam budidaya tumbuhan Tin sejauh ini hanya sebatas serangan hama tetapi hal itu tidak perlu dikhawatirkan alasannya yakni sanggup segera disingkarkan. Yang penting dalam memelihara tumbuhan yakni untuk sering-sering melihat layaknya barang kesayangan,” ujar Suwandi. Yang disayangkan oleh Suwandi yakni perkembangan budidaya tumbuhan Tin di Indonesia masih kalah dengan negara tetangga menyerupai Malaysia dan Thailand. Hal ini diakibatkan alasannya yakni masih rendahnya minat masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan ini.
Suwandi memang tak segan membagikan ilmunya melalui training budidaya tumbuhan Tin dengan tujuan untuk menyebarluaskan manfaat dari tumbuhan buah Tin dan menginformasikan kepada masyarakat keberadaan buah yang ada dalam kitab suci. “Untuk dikala ini masih fokus dengan pembibitan tumbuhan buah Tin ini tetapi kedepannya biar sanggup menghasilkan buah Tin yang lebih banyak memenuhi undangan pasar nasional,” ujar Suwandi menuturkan harapannya.-RGP-
Advertisement