-->

Arti, Sejarah, Bagian, Fungsi Dan Teori Manajemen

Arti, Sejarah, Bagian, Fungsi Dan Teori Manajemen
Arti, Sejarah, Bagian, Fungsi Dan Teori Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum mempunyai definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan administrasi sebagai seni menuntaskan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan administrasi sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan sanggup dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa kiprah yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Etimologi

Kata administrasi mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini menerima efek dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis kemudian mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur.

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu administrasi telah ada semenjak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun bila tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir insan serta materi bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terealisasi tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik administrasi lainnya sanggup disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi sentra perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melaksanakan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern ketika ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang akses dan pada tiap-tiap perhentian, materi baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini ibarat dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia mempunyai sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, administrasi sumber daya insan untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran administrasi dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era administrasi sains, era insan sosial, dan era moderen.

Pemikiran awal manajemen

Sebelum periode ke-20, terjadi dua insiden penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah kepercayaan ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan hemat yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan memakai industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith menyampaikan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melaksanakan pekerjaan khusus—perusahaan peniti sanggup menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, bila setiap orang bekerja sendiri menuntaskan tiap-tiap kepingan pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka bisa menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja sanggup meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) membuat mesin dan inovasi lain yang sanggup menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu administrasi yakni Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju daerah khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang sanggup membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan materi baku, memperlihatkan kiprah kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Era administrasi ilmiah

Frederick Winslow Taylor.
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu administrasi dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan administrasi ilmiah yakni "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menuntaskan suatu pekerjaan." Beberapa penulis ibarat Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori administrasi modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas wangsit bahwa seharusnya seorang mandor bisa memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu administrasi yang disebut sebagai Gantt chart yang dipakai untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil membuat micromotion yang sanggup mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik administrasi yang baik. Pada awal periode ke-20, seorang industriawan Perancis berjulukan Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai dipakai sebagai kerangka kerja buku didik ilmu administrasi pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip administrasi yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya tiba dari jago sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah korelasi yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori perihal bagaimana pekerjaan sanggup dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar kini ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikro ekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menuntaskan perkara dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal perihal administrasi terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas wangsit Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian perihal organisasi.

Era insan sosial

Era insan sosial ditandai dengan lahirnya mahzab sikap (behavioral school) dalam pemikiran administrasi di final era administrasi ilmiah. Mahzab sikap tidak mendapatkan legalisasi luas hingga tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab sikap yakni serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari efek aneka macam macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif ibarat jabatan, usang jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa kondusif yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama sikap kerja individu.
Kontribusi lainnya tiba dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal sesudah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa kiprah seorang pemimpin yakni untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada akhlak kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain mengusut sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi yakni sejauh mana motif-motif individu sanggup terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya mempunyai kewenangan bila bawahan mendapatkan otoritas itu.

Era modern

Era modern ditandai dengan hadirnya konsep administrasi kualitas total (total quality management—TQM) di periode ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming beropini bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia beropini bila kualitas sanggup ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang lantaran berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) market share meningkat lantaran peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga sanggup bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin planning untuk meringkas pengajarannya perihal peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua tiba dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan lantaran faktor-faktor yang bahwasanya sanggup dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi administrasi yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan administrasi untuk menentukan satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibentuk solusi, dan diimplementasikan.

Teori manajemen

Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil membuat micromotion yang sanggup mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang sanggup diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun denah pembagian terstruktur mengenai untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan abjad th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih sempurna dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan kerikil bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melaksanakan 18 gerakan untuk memasang kerikil bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang dibutuhkan untuk memasang kerikil bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk kerikil bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan memakai teknik-teknik Gilbreth, tukang baku sanggup lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif yakni penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu administrasi dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear dipakai para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) sanggup dipakai untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap perkara militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang dipakai untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya yakni sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini memakai metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Klasifikasi

Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:
  • Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan administrasi sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan administrasi dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
  • Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran administrasi korelasi manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek insan da perlunya administrasi memahami manusia.
  • Aliran administrasi Ilmiah: aliran ini memakai matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berkhasiat untuk menjelaskan perkara manajemen.
  • Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada perkara yang bekerjasama dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
  • Aliran administrasi menurut hasil: Aliran administrasi menurut hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
  • Aliran administrasi mutu: Aliran administrasi mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

Fungsi manajemen

Fungsi administrasi yakni elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan menempel di dalam proses administrasi yang akan dijadikan contoh oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi administrasi pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis berjulukan Henry Fayol pada awal periode ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun ketika ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
  1. Perencanaan (planning) yakni memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi aneka macam planning alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah planning yang dipilih cocok dan sanggup dipakai untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi administrasi lantaran tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak sanggup berjalan.
  2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melaksanakan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian sanggup dilakukan dengan cara menentukan kiprah apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas kiprah tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
  3. Pengarahan (directing) yakni suatu tindakan untuk mengusahakan biar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha

Sarana manajemen

Man dan machine, dua sarana manajemen.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dibutuhkan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu perjuangan untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya insan yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor insan yakni yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan insan pula yang melaksanakan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada insan tidak ada proses kerja, alasannya yakni intinya insan yakni makhluk kerja. Oleh lantaran itu, administrasi timbul lantaran adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak sanggup diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan sanggup diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh lantaran itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan lantaran segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan bekerjasama dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai honor tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari materi setengah jadi (raw material) dan materi jadi. Dalam dunia perjuangan untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain insan yang jago dalam bidangnya juga harus sanggup memakai bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan insan tidaki sanggup dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin dipakai untuk memberi kemudahan atau menghasilkan laba yang lebih besar serta membuat efesiensi kerja.
Metode yakni suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu kiprah dengan memperlihatkan aneka macam pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka akhirnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam administrasi tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar yakni daerah di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting alasannya yakni bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh alasannya yakni itu, penguasaan pasar dalam arti berbagi hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar sanggup dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Prinsip manajemen

Prinsip-prinsip dalam administrasi bersifat elastis dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah Menurut Henry Fayol, seorang penggagas teori administrasi yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum administrasi ini terdiri dari:
  1. Pembagian kerja (Division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
  3. Disiplin (Discipline)
  4. Kesatuan perintah (Unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
  7. Penggajian pegawai
  8. Pemusatan (Centralization)
  9. Hirarki (tingkatan)
  10. Ketertiban (Order)
  11. Keadilan dan kejujuran
  12. Stabilitas kondisi karyawan
  13. Prakarsa (Inisiative)
  14. Semangat kesatuan, semangat korps

Manajer

Manajer yakni seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Tingkatan manajer

Berkas:Tingkatan.jpg
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, menurut tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di kepingan bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah administrasi operasional, merupakan administrasi tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) meliputi semua administrasi yang berada di antara manajer lini pertama dan administrasi puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan taktik perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen yakni CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi sanggup menuntaskan pekerjaannya dengan memakai bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan undangan pekerjaan.

Peran manajer

Henry Mintzberg, spesialis riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh kiprah yang dimainkan oleh manajer di daerah kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh kiprah itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama yakni kiprah antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi kiprah sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua yakni kiprah informasional, meliputi kiprah manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta kiprah sebagai juru bicara. Yang ketiga yakni kiprah pengambilan keputusan, meliputi kiprah sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, acara yang dilakukan oleh manajer yakni berinteraksi dengan orang lain.

Keterampilan manajer

 yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur Arti, Sejarah, bagian, Fungsi dan Teori ManajemenFayol, Henry. 1949. Administration, industrielle et generale.
  • Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation. John Day Company.
  •  (Inggris) Kisah Whiz Kids
  •  Mintzberg 1973. The Nature of Managerial Work
  • Robert L. Katz. Skills of an Effective Administrator.
  • Pranala luar

    • (Inggris) Management Theories
    • (Inggris) Free Management Library
    • (Inggris) Famous Quotes on Management
    Advertisement