-->

Apakah Dosa Syirik Di Ampuni..?

Apakah Dosa Syirik Di Ampuni..?
Apakah Dosa Syirik Di Ampuni..?

Pertanyaan.
As-salamu’alaikum warahmatulah wabarakatuhu
Segala puji bagi Allah Subahnahu wa Ta’ala Yang telah membimbing dan memberi hidayah kepada kita semua dengan dinul Islam yang haq. Salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , juga keluarga, para sobat dan orang-orang yang senantiasa berada di jalan mereka. Dalam kesempatan ini saya ingin mengajukan pertanyaan kepada pengasuh majalah As-Sunah, dengan impian jawaban itu disertai dalil-dalil syar’i. Adapun pertanyaannya sebagai berikut:
Apakah dosa syirik yang dilakukan oleh seorang muslim tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ? Meskipun muslim itu bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, bahkan muslim itu sempat stress lantaran memikirkannya. Hal mengenai tidak diampuninya dosa syirik terdapat pada surat An-Nisa’ ayat 48: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah pertanyaan dari saya, yang tidak ingin menjadi terbelakang lantaran tidak mau bertanya. Mohon ma’af kalau ada kata-kata yang salah dan tidak berkenan. Terimakasih atas perhatiannya. Jazakumullah khairan katsira. Was-salamu’alaikum warahmatulah wabarakatuhu.

Jawaban.
1. Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan syarat kalau hamba yang melaksanakan dosa tersebut bertaubat kepadaNya. Dengarlah firman Allah:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang meĀlampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kau terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar/39:53]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata wacana ayat ini : “Ayat yang mulia ini merupakan undangan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah). Ayat ini juga memberitakan bahwa Allah Tabaraka Wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebutan meninggalkannya, walaupun dosa apapun juga, walaupun dosanya sebanyak buih lautan. Dan tidak benar membawa arti pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa taubat, lantaran orang yang tidak bertaubat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah. [Tafsir Ibnu Katsir, surat Az-Zumar: 53]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah juga berkata mengomentari firman Allah: “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya”, yaitu dengan syarat taubat. Karena kalau tidak disyaratkan taubat, tentulah syirik termasuk diampuni, tentulah ini tidak benar, lantaran di sini (ayat 48, surat An-Nisa’) Allah telah tetapkan bahwa Dia tidak akan mengampuni syirik, dan Dia telah tetapkan bahwa Dia akan mengampuni selain syirik bagi orang yang Dia kehendaki, yaitu walaupun pelakunya tidak bertaubat.” [Tafsir Ibnu Katsir, surat An-Nisa’:48]

Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan di dalam Tafsir beliau, Taisir Karimir Rahman Fii Tafsiri Kalamil Mannan, surat Az-Zumar : 53, sebagai berikut:
“Allah Ta’ala memberitakan wacana keluasan kemurahanNya kepada hamba-hambaNya yang melewati batas, yaitu orang-orang yang banyak melaksanakan dosa. Dan Dia mendorong mereka untuk kembali (kepadaNya), sebelum hal itu tidak memungkinkan. (FirmanNya: Katakanlah): wahai Rasul, dan para da’i yang mengajak kepada agama Allah, sampaikanlah gosip kepada para hamba dari Rabb mereka: (FirmanNya: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri): dengan mengikuti dosa-dosa yang diserukan oleh hawa-nafsu mereka, dan melaksanakan perkara-perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib. (FirmanNya: janganlah kau terputus asa dari rahmat Allah): yaitu janganlah kau terputus asa darinya sehingga kau menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan, dan kau mengatakan: “Dosa-dosa kami telah banyak, keburukan kami telah bertumpuk-tumpuk, tidak ada jalan untuk menghilangkannya, tidak ada jalan untuk membuangnya”. Dengan alasannya itu kau tetap terus-menerus melaksanakan kemaksiatan, kau membawa bekal yang dimurkai oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pemurah). Tetapi kenalilah Penguasa kau lewat nama-namaNya yang memperlihatkan kemurahanNya. Dan ketahuilah bahwa (FirmanNya: Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya): yang berupa: syirik, pembunuhan, zina, riba, kezhaliman, dan dosa-dosa lainnya, yang besar dan yang kecil. (FirmanNya: Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang): yaitu kedua sifatNya, sifat memberi ampun dan sifat rahmat (kasih sayang), merupakan sifat yang tetap ada pada Allah, tidak pernah terlepas dari DzatNya, dan efek kedua sifat itu terus ada, terjadi di alam ini, memenuhi makhluk. [Az Zumar : 53]

Tentang diterimanya taubat dari syirik itu lebih terang lagi Allah sebutkan dikala menjelaskan wacana sifat-sifat ‘ibadurrahman, Dia berfirman:

وَالَّذِينَ لاَيَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ وَلاَيَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَلاَيَزْنُونَ وَمَن يَّفْعَلْ ذَلِكَ يَلقَ أَثَامًا {68} يُضَاعَفُ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا

Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (memunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melaksanakan demikian itu, pasti dia menerima (pembalasan) dosa (nya). [Al Furqaan : 68]

يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari selesai zaman dan dia akan abadi dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan ialah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ Al-Furqqn : 69-70]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengomentari firman Allah: [kecuali orang-orang yang bertaubat] (Al-Furqaan : 70) “Yaitu bertaubat kepada Allah di dunia dari seluruh dosa tersebut, lantaran sebetulnya Allah akan mendapatkan taubatnya.” [Tafsir Al-Qur’anul ‘Azhim, surat Al-Furqan : 70]

2. Bahkan sebetulnya Allah sangat bergembira dengan taubat seseorang di antara hambaNya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ

Sesungguhnya Allah lebih sangat bangga dengan taubat hambaNya dikala bertaubat kepadaNya, daripada (gembiranya) seseorang di antara kau yang berada di atas kendaraannya, di tanah yang gersang. Kemudian kendaraannya lari darinya, sedangkan di atasnya terdapat makanan dan minumannya, sehingga dia frustasi darinya. Lalu dia mendatangi sebuah pohon, kemudian berbaring di bawah naungannya, dia telah frustasi dari kendaraannya. Ketika dia dalam keadaan demikian tiba-tiba kendaraannya bangkit di dekatnya, kemudian dia memegang kendalinya. Kemudian dia berkata lantaran sangat gembiranya: “Wahai Allah Engkau ialah hambaKu, dan saya ialah RabbMu (TuhanMu)”. Dia keliru berkata sangat gembiranya. [HSR. Bukhari no:6308; Muslim no: 2747, lafazh bagi Muslim]

3. Adapun ayat yang antum sebutkan di atas, ialah bagi orang yang mati dengan tidak bertaubat kepada Allah. Ayat itu lengkapnya sebagai berikut:

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An Nisaa : 48]

Ayat semisal ini juga tersebut di dalam surat yang sama ayat 116:

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُوَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sebetulnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [An Nisaa : 116]

Setelah menjelaskan wacana kezhaliman syirik, syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata: “Ayat yang mulia ini untuk orang yang tidak bertaubat. Adapaun orang yang bertaubat, maka dosa syirik dan dosanya yang lain akan diampuni, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kau terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az Zumar :53), yaitu (Allah akan mengampuni semua dosa) bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali kepadaNya [1]

Selain itu, sebetulnya di antara pesan tersirat diutusnya seluruh para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ialah untuk memperingatkan kaumnya dari kemusyrikan dan mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah semata. Allah berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلاَلَةُ

Dan sebetulnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):”Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. [An Nahl : 36]

Jika dosa syirik tidak diampuni dengan taubat, maka undangan para rasul tersebut menjadi sia-sia.

Demikian juga dominan bangsa Arab sebelum kedatangan dakwah Nabi Muhamad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah orang-orang musyrik. Dan mereka berhenti dari kemusyrikan mereka ialah disebabkan keimanan mereka kepada beliau, dan bertaubatnya mereka dari kemusyrikan. Allah berfirman:

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ أَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتَّى يَأْ تِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ رَسُوْلٌ مِّنَ اللهِ يَتْلُوْا씀 صُحُفًا مُّطَهَّرَةً

Orang-orang kafir, yakni jago kitab dan orang-orang musyrik tidak meninggalkan (kesesatan dan kekafiran mereka) hingga tiba kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran yang disucikan (Alquran) [Al Bayyinah : 1-2] [2]

Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan di dalam Tafsirnya: “Allah Ta’ala berfirman: (Tidaklah orang-orang kafir, yakni jago kitab) yaitu dari kalangan Yahudi dan Nashara (dan orang-orang musyrik) yaitu dari seluruh jenis bangsa (meninggalkan) dari kesesatan dan kekafiran mereka yang mereka lakukan. Yaitu mereka terus-menerus di dalam kesesatan mereka, berlalunya waktu tidaklah menambahkan mereka kecuali kekafiran. (sampai tiba kepada mereka bukti yang nyata) bukti yang terang dan teng. Kemudian Allah menjelaskan bukti tersebut, Dia berfirman: (seorang Rasul dari Allah (Muhammad n ) yaitu rasul yang diutus oleh Allah, dia mengajak insan menuju al-haq (kebenaran), diturunkan kitab (Al-Qur’an) kepadanya, dia membacakannya, untuk mengajarkan pesan tersirat kepada manusia, mensucikan mereka, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya”. [Taisir Karimir Rahman, surat Al-Bayyinah :1-2]

Demikian juga para sobat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka dahulu ialah orang-orang musyrik, kemudian Allah memperlihatkan petunjuk kepada mereka, sehingga mereka beriman dan menjadi manusia-manusia utama, bahkan generasi insan terbaik, sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Sebaik-baik insan ialah generasiku (generasi sahabat), kemudian generasi yang mengiringi mereka (generasi tabi’in), kemudian generasi yang mengiringi mereka (generasi tabi’ut tabi’in). [HSR Bukhari Muslim dan lainnya]

4. Janganlah antum stress dan frustasi lantaran sebetulnya rahmat Allah itu mencakup segala sesuatu. Dan keterangan kami di atas agar cukup menghilangkan stress dan frustasi tersebut.

Kemudian sebetulnya memahami kitab Allah, Al-Qur’anul Karim, tidaklah cukup dengan terjemahannya saja, bahkan haruslah meruju kepada para ulama yang terpercaya, sehingga terhindar dari kesalahan di dalam memahaminya. Mudah-mudahan Allah selalu membimbing kita semua di atas jalanNya yang lurus.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun VI/1423H/2002M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
_______
Footnote
[1]. Taisir Karimir Rahman Fii Tafsiri Kalamil Mannan, surat An-Nisa’: 48
[2]. Terjemah saya di atas berbeda dengan terjemah Al-Qur’an Depag. Terjemahan saya di atas, saya anggap lebih sempurna maknanya secara zhahir ayat, dan itulah makna ayat tersebut yang dijelaskan oleh Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di di dalam Tafsirnya. Wallahu a’lam

Sumber: https://almanhaj.or.id/2169-apakah-dosa-syirik-dimpuni.html
Advertisement